Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menggabungkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk (UUS) BTN. Hal sejalan juga dengan rencana pemerintah menjadikan BSI menjadi Bank BUMN Syariah.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin saat kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Teknologi Riau pada 26 Agustus 2022 lalu mengatakan, wacana penggabungan BSI dengan BTN Syariah sudah ada, namun saat ini masih digodok dan dibahas pemerintah.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BSI yang digelar pada akhir Mei 2022 lalu telah menyetujui perubahan susunan anggaran dasar BSI dimana akan diterapkan klasifikasi saham perseroan menjadi Seri AS Dwiwarna yang merupakan saham dengan hak istimewa dan Seri B yang merupakan saham biasa atas nama.
Baca Juga: Jika UUS Perbankan Spin Off, Ini Dampak Bagi Pertumbuhan Bisnisnya
RUPS menyetujui reklasifikasi satu saham milik negara dalam perseroan menjadi satu saham seri A Dwiwarna.
Pada kuartal IV tahun ini, bank berkode saham BRIS ini telah mengangendakan melakukan penambahan modal dengan skema rights issue. Perseroan akan menerbitkan saham bari seri B maksimal 6 miliar lembar dengan harga nominal Rp 500 per saham.
Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho dalam keterangan resminya pada Kamis (18/8) mengatakan mengatakan, aksi korporasi rights issue ini dilakukan perseroan untuk mendukung ekspansi pertumbuhan BSI baik secara organik maupun anorganik.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai, dampak penggabungan tersebut akan berdampak positif terhadap saham BRIS.
Namun, ia tidak tidak bisa mengukur seberapa besar dampaknya karena itu akan tergantung pada nilai aset BTN Syariah tersebut. " Mungkin (dampaknya) kecil saja walaupun positif," ujarnya pada Kontan.co.id, Minggu (28/8).
Bisnis BTN Syariah masih terus mengalami peningkatan. Per Maret 2022, unit usaha syariah ini memiliki aset sebesar Rp 37,35 triliun, meningkat 11,08% dari periode yang sama tahun sebelum (year on year/YoY) yakni Rp 33,6 triliun.
Total portofolio pembiayaan BTN Syariah mencapai Rp 28,24 triliun atau tumbuh 10,87% dari Rp 25,47 triliun pada Maret 2021. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp 27,99 triliun.
Baca Juga: UUS BTN Jadi Bank Pertama Salurkan Tapera Syariah
Sepanjang kuartal I tahun ini, UUS ini membukukan laba bersih Rp 75,41 miliar. Itu melonjak 25,4% dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun aset BTN secara konsolidasi per Maret 2022 mencapai Rp 367,51 triliun. Atinya, BTN Syariah menyumbang aset sekitar 10,2% terhadap group.
Sementara, BSI hingga Juni 2022 membukukan aset sebesar Rp 277,3 triliun atau tumbuh 12,46% YoY. Adapun portofolio pembiayaan bank syariah ini naik 18,5% YoY menjadi Rp 191,2 triliun. Sedangkan DPKnya mencapai Rp 244,6 triliun atau tumbuh 13% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News