Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa yang mayoritas sahamnya dimiliki asing terus mencatatkan pertumbuhan aset di industri asuransi jiwa. Mayoritas dari mereka masih terus mencatatkan pertumbuhan aset sehingga tak banyak merubah peta persebaran aset
Berdasarkan riset Kontan.co.id, perusahaan asuransi jiwa dengan aset tertinggi masih ditempati oleh Prudential Life yang memiliki aset hingga Rp 64,65 triliun dan tumbuh 5,40% yoy di kuartal III-2021. Namun, pertumbuhan tersebut sedikit melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 7,12% yoy.
Selanjutnya, perusahaan asuransi jiwa yang memiliki aset terbesar adalah perusahaan-perusahaan yang berafiliasi asing seperti Manulife Indonesia (Rp 59,96 triliun), AIA Financial (Rp 53,39 triliun), dan Allianz Life (Rp 39,38 triliun).
Novi Imelda, Chief Investment & Wealth Officer Prudential Indonesia mengatakan salah satu hal yang mempengaruhi pertumbuhan aset perusahaan ialah meningkatnya aset investasi dikelola perusahaan.
Jika melihat laporan keuangan di kuartal III, aset investasi kelolaan Prudential Life mencapai Rp 60,04 triliun atau tumbuh 6,74%.
Baca Juga: BUMN holding asuransi dan penjaminan buka lowongan kerja besar-besaran, ini infonya
Adapun, Prudential Life banyak menempatkan aset investasinya di saham yakni mencapai Rp 31,91 triliun. “Pertumbuhan aset investasi Prudential Indonesia meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia serta kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal yang mencapai 29%,” ujar Novi Senin (22/11).
Meskipun mencatatkan kinerja yang positif, Novi bilang pihaknya tetap mengantisipasi dampak pandemi COVID-19 masih akan memberikan tantangan dengan risiko ketidakpastian yang masih ada.
Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia juga bilang pandemi masih menjadi tantangan yang menghambat pertumbuhan aset.
“Terutama apabila situasi ini berlangsung dalam jangka waktu panjang, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis dan kondisi pasar,” ujar Karin.
Adapun, total aset Allianz di kuartal III-2021 tumbuh 14%. Capaian tersebut didorong oleh pertumbuhan positif pada pendapatan premi bruto (GWP) sebesar 29,38% menjadi Rp 13,42 triliun.
Meskipun masih dipimpin oleh perusahaan asuransi jiwa yang dimiliki asing, bukan berarti perusahaan asuransi yang dimiliki oleh negara memiliki aset yang minim. Contohnya, BNI Life yang masih mencatatkan total aset besar mencapai Rp 20,89 triliun atau tumbuh 13,90%.
Meskipun tumbuh, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menyebutkanpertumbuhan aset bisa sedikit terhambat dikarenakan kenaikan klaim baik itu klaim meninggal dunia maupun penebusan polis.
Seperti diketahui, BNI Life mencatat penurunan pemegang polis hingga Oktober lalu. Misalnya saja, sampai dengan Oktober 2021 pemegang polis unit link inforce (aktif) mengalami penurunan sekitar 5% menjadi sekitar 113.000 polis.
Eben bilang tahun depan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan dengan melakukan beberapa strategi seiring terus berharap pandemi ini segera berakhir sehingga bisnis dapat kembali normal dan bertumbuh.
“Tahun depan kami memproyeksikan aset BNI Life akan terus bertumbuh dengan target aset lebih dari Rp 24 triliun,” pungkas Eben.
Selanjutnya: IFG Life gandeng BTN dan Mandiri Inhealth tawarkan asuransi yang fokus ke proteksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News