kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ashmore Asset Management Komentari Kabar Rencana Penjualan Aset, Apa Katanya?


Selasa, 22 Oktober 2024 / 22:52 WIB
Ashmore Asset Management Komentari Kabar Rencana Penjualan Aset, Apa Katanya?
ILUSTRASI. Logo PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ashmore Asset Management Indonesia, perusahaan manajer investasi memberikan tanggapan terkait kabar bahwa perusahaan berencana menjual aset manajemennya pada tahun ini.

Namun, negosiasi yang sulit dan keraguan dari Emtek Group sebagai pemilik menjadi penghalang dalam proses tersebut.

Baca Juga: Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) Bagikan Dividen Rp 60,81 Miliar

Arief Cahyadi Wana, Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia, belum memberikan penjelasan tegas apakah perusahaan benar-benar akan menjual aset manajemennya dalam waktu dekat.

“Ashmore Indonesia sudah dimiliki oleh Emtek Group, meskipun bukan sebagai pemilik mayoritas. Sampai saat ini, belum ada perpindahan atau pergantian kepemilikan,” jelas Arief kepada Kontan.co.id pada Selasa (22/10).

Ia juga menyebutkan bahwa total asset under management (AUM) milik Ashmore Asset Management Indonesia cukup stabil dan mengalami perbaikan dalam tiga bulan terakhir.

Namun, ia belum dapat mengungkapkan nilai AUM secara spesifik karena laporan keuangan terbaru akan diumumkan akhir bulan ini.

Baca Juga: Ashmore Asset Management (AMOR) Tuntaskan Buyback 2,22 Juta Saham

Secara umum, Arief optimistis terhadap pertumbuhan industri Asset Management di Indonesia, mengingat negara ini memiliki penetrasi yang relatif rendah dengan total investasi terhadap PDB hanya sekitar 4,5%.

Meski angka tersebut menurun dari 5%, ia yakin prospek jangka panjang tetap baik, terutama dengan dukungan dari pemerintahan dan tim ekonomi yang kuat.

Senada dengan Arief, Wawan Hendrayana, Vice President PT Infovesta Utama menjelaskan bahwa banyak perusahaan manajer investasi asing keluar dari pasar Indonesia karena aturan baru terkait Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI).

Aturan ini menyebabkan penurunan dana reksadana publik, yang membuat beberapa pendiri perusahaan manajer investasi asing memutuskan untuk menjual atau menutup usahanya.

Baca Juga: Ashmore (AMOR) Akan Lebih Aktif Mengelola Rekadana Dolar Saat The Fed Hawkish

Meski begitu, secara keseluruhan, bisnis manajer investasi di Indonesia tetap tumbuh. Dalam 10 tahun terakhir, AUM reksadana meningkat 2,5 kali lipat dari Rp 200 triliun menjadi Rp 500 triliun, meskipun dalam tiga tahun terakhir sempat mencapai Rp 600 triliun dan mengalami penurunan.

Wawan juga optimistis bahwa generasi Z akan menjadi investor utama di masa depan, mengingat kesadaran mereka terhadap reksadana sudah tumbuh sejak dini.

Selain itu, ia berharap target ambisius Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7% dapat menggairahkan kembali pasar saham dan meningkatkan minat investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×