kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Astra Sedaya Finance menargetkan pembiayaan Rp 22 triliun


Rabu, 28 Februari 2018 / 19:50 WIB
Astra Sedaya Finance menargetkan pembiayaan Rp 22 triliun
ILUSTRASI. Pembiayaan Otomotif


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Astra Sedaya Finance (ASF) menghitung, kebutuhan dana di tahun ini untuk disalurkan sebagai pembiayaan mobil hingga alat berat, mencapai Rp 22 triliun. Dana ini rencananya didapatkan dari joint venture 30%, 40% dari pinjaman bank, dan 30% dari obligasi. Obligasi yang berasal dari lokal disebut ASF masih menjadi sumber pendanaan yang paling kompetitif.

Pada semester satu tahun ini, ASF masih memiliki utang jatuh tempo pada 13 Maret 2018 sebesar Rp 1 triliun. Direktur ASF Samuel Manasseh mengungkapkan pihaknya akan membayar utang tersebut melalui dana yang datang dari nasabah.

“Selain itu ada pendanaan bilateral akan kita pakai juga,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (29/1).

Sekedar mengingatkan, ASF pada tahun 2017 berhasil membukukan laba sebesar Rp 957 miliar. Angka itu tumbuh tipis sebesar 2,4% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 934 miliar. Angka itu disebut Samuel telah sedikit melampaui target perusahaan.

Adapun di tahun ini, ASF belum berencana menurunkan bunga. Kalaupun ada, Samuel menjelaskan hanya untuk segmen pembiayaan tertentu saja. Misalnya, untuk pembiayaan otomotif, ASF akan memberikan keringanan bunga pada segmen pembiayaan kendaraan dengan risiko yang lebih rendah.

“Untuk mobil seperti Toyota Fortuner, Innova, dan sejenisnya, bunganya bisa di bawah 11%. Bahkan ada yang sampai 7%,” jelas Samuel.

Terkait target ke depan, ASF menyebut pertumbuhan bisnisnya masih akan linear dengan pertumbuhan penjualan kendaraan. Toh saat ini memang pembiayaan otomotif masih memegang portofolio terbanyak dengan kontribusi sebesar 90% dari total penyaluran pembiayaan ASF.

Adanya kenaikan harga komoditi disebut Samuel masih harus dicermati. Untuk saat ini, ASF tidak ingin memperbesar jumlah pembiayaan alat berat karena kenaikan harga komoditi tersebut. Menurutnya, harus dipastikan terlebih dahulu agar harga komoditi itu stabil. “Kita garap customer yang sudah lunas saja dan mau beli alat berat baru,” ujarnya.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×