kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Asuransi pelat merah makin dominan


Jumat, 13 Juli 2012 / 22:55 WIB
ILUSTRASI. Pilihan paling hemat di serinya, intip harga sepeda gunung Polygon Xtrada 5 terkini


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masih ada kabar melegakan di tengah maraknya rencana akuisisi asuransi lokal oleh para pemodal asing. Di industri asuransi umum, kiprah asuransi berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu menyaingi kinerja asuransi asing. Meski jumlahnya tak banyak, total premi bersih asuransi pelat merah ini menyalip porsi premi asuransi asing terhadap total perolehan premi industri pada tahun 2011.

Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), menyatakan, asuransi pelat merah makin gencar ekspansi dengan menggandeng sesama asuransi BUMN hingga perusahaan milik pemerintah. Dus, pendapatan premi pun terkerek. "Agresivitas ini meningkatkan pangsa pasar," ujarnya, Rabu (11/7).

Sekadar informasi, asuransi umum di Tanah Air berjumlah 83 perusahaan. Terdiri atas 63 perusahaan asuransi lokal swasta, 17 joint venture, dan tiga asuransi BUMN. Ketiga BUMN itu adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Kiprah asuransi BUMN diperkirakan tetap kinclong pada tahun ini karena mereka tetap agresif.

"Akhir tahun bisnis kami makin besar karena banyak penutupan," kata Eko Wari Santoso, Direktur Korporasi Jasindo. Sebagai gambaran, Jasindo mengantongi premi bruto Rp 2,6 triliun atau tumbuh Rp 12,1% sepanjang tahun lalu. Tahun ini, mereka menargetkan perolehan premi mencapai Rp 3,6 triliun. Asing bertambah Sedangkan ASEI mengantongi premi bersih Rp 193 miliar per tahun 2011 atau tumbuh 65% dan premi bersih Askrindo tumbuh 68,56% menjadi sebesar Rp 530,14 miliar.

"Kami kerja keras karena mengincar target laba Rp 500 miliar pada tahun 2014," kata T. Widya Kuntarto, Direktur Keuangan Askrindo. Julian memprediksi, meskipun manajemen asuransi BUMN menargetkan pertumbuhan tinggi, belum tentu dapat mengalahkan asuransi joint venture lagi. Bahkan, ia memprediksi asuransi patungan tersebut kembali unjuk gigi pada tahun ini. Sebab, investor asing yang terjun ke asuransi umum semakin banyak.

Setidaknya sudah ada dua pemain barunya. Pertama, ACE Limited asal Swis yang mengakuisisi PT Asuransi Jaya Proteksi. Kedua, Zuellig Group dari Filipina yang mengakuisisi PT Asuransi Indrapura. "Pemain baru bakal mengerek kontribusi premi kelompok asuransi joint venture," kata Julian. Tentu menarik dilihat hasil akhir persaingan di antara perusahaan asuransi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×