Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan musim liburan Natal dan Tahun Baru, premi asuransi perjalanan menunjukkan kenaikan. PT Asuransi Simasnet misalnya, mencatat kenaikan premi asuransi perjalanan sebesar 10% pada Desember dibanding November tahun ini.
Direktur Utama Simasnet Teguh Aria Djana mengatakan, hingga akhir tahun 2018, perusahaannya bisa meraih premi keseluruhan sebesar Rp 55 miliar, naik 139% dibanding 2017. “Hingga minggu ketiga Desember sudah ada Rp 50 miliar. Porsi premi asuransi perjalanan sebanyak 35% dari keseluruhan premi,” kata Teguh saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/12).
Hal itu berarti, premi asuransi perjalanan Simasnet tahun ini mencapai Rp 19,25 miliar. Padahal, hingga Mei 2018, besaran premi asuransi perjalanan Simasnet baru mencapai Rp 4,5 miliar.
Menurut Teguh, peningkatan ini sejalan dengan berbagai kerjasama Simasnet dengan beberapa maskapai penerbangan seperti Lion Air dan Citilink. Selain itu, kerjasama dengan agen perjalanan dan penjualan produk ini secara online juga menjadi pendorong kenaikan premi.
Adira Insurance juga mencatatkan hal yang sama. Hingga 24 Desember 2018, perusahaan ini mencatat penjualan polis asuransi perjalanan yang bernama Travellin ini tumbuh 12% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai premi mencapai Rp 10,3 miliar.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achamad Sudiyar Dalimunthe juga melihat ada kenaikan minat masyarakat terhadap asuransi perjalanan. Hingga akhir tahun ini, Dody memperkirakan, premi asuransi aneka (di dalamnya terdapat asuransi perjalanan), bisa naik lebih dari 10% secara year on year. Hingga akhir 2017, AAUI mencatatakan premi asuransi aneka mencapai Rp 2,62 triliun.
Perlu diketahui, pada dasarnya asuransi perjalanan hanya mengcover risiko meninggal, cacat, dan biaya pengobatan akibat kecelakaan. Hal ini membuat asuransi perjalanan masuk ke dalam lini bisnis asuransi kecelakaan diri. Namun, beberapa perusahaan asuransi menerbitkan asuransi perjalanan yang jangkauannya komprehensif, mencakup keterlambatan jadwal penerbangan, kehilangan bagasi, kegagalan penerbangan, dan lain-lain. "Ini yang oleh beberapa asuransi dimasukkan dalam lini bisnis asuransi aneka," kata dia.
Menurut Dody, pertumbuhan asuransi perjalanan tak lepas dari peran AAUI dalam memfasilitasi kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata.
Dody mempredikasi, ke depannya asuransi perjalanan akan terus naik, mengingat tren yang menunjukkan hal serupa. Oleh karena itu, menurut dia, perusahaan-perusahaan asuransi harus dapat melihat perkembangan kebutuhan konsumen terhadap aktivitas wisata agar semakin kompetitif.
Saat ini, menurut dia, asuransi perjalanan lebih dominan ditawarkan oleh perusahaan asuransi ke konsumen melalui agen perjalanan dan saluran distribusi lainnya masih dominan. Meskipun begitu, kini sudah mulai ada perusahaan asuransi yang membuat aplikasi asuransi perjalanan atau memperbaharui situs webnya untuk menarik minat masyarakat membeli jenis asuransi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News