Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Test Test
JAKARTA. Jika kebanyakan bank sedang seret likuiditas, tidak demikian halnya dengan PT BCA Tbk. Brankas BCA justru semakin berlimpah setelah Pemerintah melunasi obligasi rekapitalisasi perbankan yang jatuh tempo 25 Agustus lalu.
Seri obligasi yang dilunasi kemarin adalah Variable Rate (VR) 0014. Total Obligasi VR yang jatuh tempo mencapai Rp 9 triliun. Dari jumlah itu BCA memegang Rp 5 triliun.
Departemen Keuangan (Depkeu) mengaku, sudah menyetor dana pelunasan ke seluruh pemegang obligasi, baik yang berstatus bank atau lembaga keuangan lain. "Terakhir kali, pemerintah membayar dana sebesar Rp 190,14 miliar," kata Direktur Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Bhimantara Widyajala, (26/8).
Sekadar mengingatkan, Pemerintah menerbitkan obligasi VR0014 bersama belasan seri obligasi per Mei 1999. Tujuannya adalah memperkuat modal berbagai bank, yang tergerus oleh krisis nilai tukar rupiah. Total besaran obligasi rekapitalisasi lebih dari Rp 400 triliun. Sebagian besar obligasi itu saat ini tersebar di luar bank.
BCA merupakan salah satu bank yang menikmati fasilitas obligasi rekap. Awalnya, obligasi rekap di BCA mencapai Rp 60 triliun. "Kini kurang lebih tinggal Rp 15 triliun," kata Wakil Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmaatmaja, Selasa (27/8).
Dia juga mengakui, mendapat suntikan likuiditas besar dengan jatuh temponya VR0014. "VR 0014 kami sekitar Rp 5 triliun lebih sudah dilunasi pemerintah," katanya.
Jahja mengaku, duit dari obligasi pemerintah membuat likuiditas BCA semakin licin. Maklum, duit masyarakat yang mereka kumpulkan hingga akhir Juni sebesar Rp 190,5 triliun. Sementara nilai kredit BCA cuma Rp Rp 95,6 triliun. Ini artinya, rasio pengucuran ke kredit atawa loan to deposit ratio (LDR) BCA baru 50,2%. Ini lebih rendah dibandingkan LDR industri yang lebih dari 60%.
Menurut Jahja, BCA akan memutar likuiditas yang berlimpah dalam bentuk kredit. Sekarang ini, masih ada debitur BCA yang belum mencairkan fasilitas yang mereka terima. "Kami mengantisipasi lonjakan penarikan kredit," katanya.
Meski LDR tergolong kecil, BCA tergolong mulai rajin menyalurkan kredit. Per akhir semester satu, pertumbuhan kredit BCA 49,5%. Kredit korporasi mencetak pertumbuhan paling tinggi, yakni 64,5%. Sementara kredit konsumsi mengalami kenaikan 55,9%. Nilai total kredit nya Rp 95 triliun. Perinciannya: kredit korporasi Rp 40,9 triliun, komersial dan usaha kecil Rp 37,4 triliun, dan kredit konsumsi Rp 17,3 triliun. Sementara kredit baru yang disalurkan tahun ini senilai Rp 13 triliun. Sebanyak Rp 8 triliun mengalir ke sektor korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News