Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Para bankir tengah mempersiapkan produk-produk keuangan untuk menampung dana-dana yang masuk dari rencana penerapan pengampunan pajak atau tax amnesty. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi potensi dana yang masuk ke perbankan sekitar Rp 460 triliun, yang terdiri dari potensi Rp 100 triliun ke modal dan Rp 360 triliun ke likuiditas bank.
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Haru Koesmahargyo menyampaikan, secara umum, perusahaan tengah mempersiapkan produk-produk investasi. Meski tidak menyebutkan produk tersebut, yang pasti produk yang dipersiapkan selain dari deposito dan obligasi. "BRI siap menampung dana yang masuk itu sambil menunggu keputusan RUU tax amnesty," kata Haru, kepada KONTAN, Senin (25/4).
Tentunya, potensi dana repatriasi tak hanya mengalir ke sistem perbankan yang cenderung konservatif seperti deposito dan tabungan. Haru bilang, bank akan bersaing dalam merebut dana ini karena kemungkinan dana akan masuk ke investasi lain seperti foreign direct investment (FDI), properti, saham atau obligasi.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Edy Kuntardjo menambahkan, ke depan, aliran dana yang masuk ke dalam negeri akan besar sehingga ada kelonggaran mendapatkan dana di pasar ritel meskipun juga daya tampung perbankan terbatas karena perekonomian masih belum kondusif. Gambarannya, bank akan kebajiran likuiditas namun tak bisa menyaluran kredit.
Bank Ina Perdana mendukung rencana OJK mengarahkan agar dana repatriasi dari tax amnesty masuk ke modal perbankan. Edy bilang, jika skema itu dibuka maka ada beberapa pemegang saham bank yang bisa menambah modal dengan sumber yang clear. "Jadi ada potensi dana masuk ke permodalan perbankan," terang Edy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News