Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah bank besar sudah melakukan antisipasi terkait risiko yang mungkin terjadi dengan digital banking. Salah satunya, langkah pencegahan malware yang mungkin bisa merusak sistem transaksi perbankan.
Menurut Santoso Liem, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), saat ini bank sudah mempunyai beberapa skenario penanganan risiko yang mungkin muncul terkait digital banking.
“Kami mempunyai tim khusus yang terus melakukan evaluasi perkembangan terkini mengenai teknik fraud,” ujar Santoso kepada KONTAN, Kamis (6/7).
Bank berkode emiten BBCA ini mengedepankan upaya intensif untuk menjaga performa digital banking dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
Salah satu risiko layanan digital banking ini pernah dialami PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) baru-baru ini, di mana nasabah kesulitan untuk melakukan transaksi.
Menurut Indra Utoyo, Direktur BRI, penyebab hal tersebut adalah karena pemadaman aliran listik PLN sehingga sistem sempat mengalami down. “Sehingga perlu recovery baik sistem maupun aplikasi,” ujar Indra kepada KONTAN, Kamis (6/7).
Lani Darmawan Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk menambahkan bank selalu melakukan pembaharuan sistem keamanan secara berkelanjutan.
“Termasuk sistem monitoring sebagai bagian dari investasi digital,” ujar Lani kepada KONTAN, Kamis (6/7). Bank berkode emiten BNGA ini juga terus melakukan edukasi ke nasabah sehingga tercipta kesamaan pandangan mengenai penanganan fraud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News