kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bujet jumbo perbankan di digital banking


Kamis, 06 Juli 2017 / 11:02 WIB
Bujet jumbo perbankan di digital banking


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Era digital mengubah layanan perbankan. Bank-bank pun kian agresif bertransformasi ke layanan digital. Bahkan, perbankan tak ragu merogoh kocek triliunan rupiah untuk mengembangkan perbankan digital.

Ambil contoh, Bank Negara Indonesia (BNI) yang menyediakan bujet ekspansi digital banking sebesar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun di tahun ini. "Melalui pengembangan konsep DigiNation, BNI akan mentransformasi layanan kearah digitalisasi perbankan," ujar Direktur Utama BNI, Achmad Baiquini, Rabu (5/7).

Bujet itu antara lain untuk membangun delapan kantor cabang digital BNI pada 2017. Bob Tyasika Ananta, Direktur BNI mengatakan, tiap kantor cabang digital menelan investasi sebesar Rp 5 miliar.

BNI juga menguras kas untuk sederet produk digital banking lain semisal UnikQu, digital loan dan lainnya. Selain mengembangkan sistem sendiri, BNI menggandeng 10 perusahaan teknologi finansial (tekfin).

Bank Mandiri menyiapkan bujet lebih jumbo yakni Rp 1,6 triliun untuk mengembangkan perbankan digital di tahun ini. Dana ini untuk pengembangan produk dan fasilitas pendukung seperti piranti lunak dan piranti keras.

"Karena 92% transaksi lewat digital banking, maka mau tidak mau kami ke arah sana," ujar Rico Usthavia Frans, Direktur Teknologi dan Digital Banking Bank Mandiri kepada KONTAN, kemarin.

Salah satu produk digital banking jagoan Bank Mandiri yakni Mandiri Online. Produk yang baru meluncur akhir Maret 2017 ini masih dalam terus pengembangan.

Pengembangan digital banking juga menjadi prioritas Bank Central Asia (BCA). Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan Bank Central Asia (BCA) mengatakan, BCA sudah menyiapkan dana khusus untuk pengembangan digital banking. Ekspansi perbankan digital mendominasi anggaran belanja modal 2017 yang sebesar Rp 4 triliun.

Senada, Randi Anto, Direktur Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengaku, BRI tahun ini akan mengembangkan beberapa fitur terkait digital banking. Diantaranya augmented reality.

Sebagai bank yang baru naik kelas ke BUKU IV, CIMB Niaga pun menggeber perbankan digital. Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan bilang, sebanyak 95% transaksi nasabah ritel sudah dilakukan melalui kanal digital semisal mobile banking.

Bank Bukopin juga berambisi ekspansi digital banking dengan meluncurkan tabungan berbasis digital bernama Tabungan Woke pada 10 Juli nanti. Direktur Pengembangan Bisnis Teknologi Informasi Bukopin, Adhi Brahmantya bilang, pihaknya menggandeng 10 startup tekfin dan menyiapkan bujet sedikitnya Rp 500 miliar untuk investasi teknologi hingga 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×