kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank-Bank Perkuat Investasi IT dan Talenta Digital


Selasa, 16 Mei 2023 / 19:10 WIB
Bank-Bank Perkuat Investasi IT dan Talenta Digital
ILUSTRASI. Industri perbankan menjadi sektor industri yang sering kali menjadi sasaran empuk serangan siber,


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan menjadi sektor industri yang sering kali menjadi sasaran empuk serangan siber, mengingat bank menjadi institusi yang paling sensitif terkait data dan perputaran dana masyarakat hingga pemerintah.

Kasus serangan siber juga bukan sekali dua kali terjadi di industri perbankan tanah air. Baru-baru ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diduga mengalami serangan ransomware yang dilakukan oleh kelompok hacker Lockbit 3.0 pada Senin, 8 Mei 2023.

Lockbai mengklaim telah mencuri 1,5 TB data nasabah, dokumen finansial, dokumen legal, perjanjian kerahasiaan, serta password akses internal serta layanan BSI. Sementara itu data nasabah yang diduga bocor terdiri atas nama, nomor HP, alamat, nomor rekening, saldo rekening rata-rata, riwayat transaksi, pekerjaan, serta tanggal pembukaan rekening.

Akibat serangan ini, layanan ATM dan BSI Mobile lumpuh beberapa hari. Dalam keterangannya, BSI menginformasikan layanan BSI Mobile, baru pulih pada Kamis 11 Mei 2023, sementara layanan ATM telah normal sehari setelah serangan.

Pihak peretas tersebut bahkan berani memberikan ancaman akan membocorkan data nasabah jika tidak menuruti negosiasi yang ditawarkan kepada Bank BSI. Namun hingga batas negosiasi berakhir pada Selasa (16/5) pukul 4 pagi dini hari, pihak direksi Bank BSI mengaku data dan dana nasabah aman terkendali.

Baca Juga: BSI Pastikan Data Nasabah Aman Setelah Isu Serangan Siber

Belajar dari kondisi yang dialami Bank BSI tersebut, kiranya industri perbankan di tanah air perlu untuk semakin serius dalam meningkatkan keamanannya, khususnya di bidang cyber security.

Investasi talenta digital juga semakin urgen ditingkatkan. Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan talenta digital sangat dibutuhkan oleh bank untuk mendukung operasional bisnis yang mengarah kepada digitalisasi.

"Semakin besar banknya maka kebutuhan investasi digital juga akan semakin besar karena nasabah yang dimiliki banyak serta beragam. Talenta digital juga akan terus meningkat ke depannya karena memang arah bank ke transformasi digital," kata Trioksa kepada Kontan, Selasa (16/5).

Trioksa juga mengatakan, bank dapat mengembangkan talenta digital dengan membentuk management trainee di bidang IT dan digital serta merekrut pro hire dari perusahaan-perusahaan digital besar seperti Google dan IBM.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, telah melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kapabilitas talenta digital dalam framework digital talent management yang disiapkan. Mulai dari digital talent acquisition, digital talent development, digital talent strategy, hingga digital talent branding.

Lebih spesifik untuk talenta digital di bidang cyber security, BRI juga terus melakukan improvisasi untuk memperkuat kompetensi di bidang ini melalui penetapan kurikulum teknis untuk roles cyber security specialist dan DevSecOps specialist, menyediakan program pembelajaran yang berkelanjutan dan menyiapkan career framework untuk roles tersebut.

"Saya bisa katakan bahwa saat ini seluruh talenta BRI adalah talenta digital. Ini adalah buah dari bagaimana kami menanamkan digital mindset kepada seluruh pekerja kami, para Insan BRILiaN, tidak bisa tidak," kata kata Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha kepada Kontan.co.id, Selasa (16/5).

Arga lebih lanjut mengatakan, DNA digital harus dimiliki para Insan BRILiaN karena hingga saat ini seluruh layanan perbankan BRI di-deliver dengan bentuk digital dalam berbagai bentuk dan sarananya.

Ia menyebut, untuk lingkup unit kerjanya di Direktorat Digital dan TI, BRI telah mempekerjakan sekitar 1.500 Insan BRILiaN (pekerja BRI) di luar sumberdaya dari pihak ketiga.

"Jumlah ini tentu saja akan menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan bisnis kami, namun saat ini kecenderungannya adalah meningkat. Untuk biaya tenaga kerja kami tentu saja akan bergerak sesuai dengan kecenderungan yang sama," jelas Arga.

Bank BRI juga mengaku masih membutuhkan peran-peran yang kritikal dan specialized untuk membantu melanjutkan transformasi digital di BRI seperti cybersecurity specialist, blockchain specialist, cloud engineer, dan data specialist.

Dalam catatan Kontan, BRI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih besar lagi untuk bidang IT. Setidaknya dana capex tahun ini meninggkat 10%(YoY) dari tahun 2022 lalu yang dianggarkan sebesar Rp 4,5 triliun.

Meski tidak dirinci berapa alokasi khusus untuk talenta digital, diketahui dari laporan keuangan BBRI sepanjang kuartal I-2023, BRI mencatat beban tenaga kerja dan dan tunjangan sebesar Rp 10,69 triliun, dengan rincian Rp 234,25 miliar untuk pendidikan dan pelatihan.

Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebelumnya menyebutkan akan menyiapkan anggaran capex IT tahun ini lebih dari Rp 2,5 triliun.

Dalam pemberitaan Kontan.co,id sebelumnya, Direktur IT Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan, alokasi capex akan dipergunakan untuk terus meningkatkan kapabiltas Reliability, Availability, Security & Scalability (RASS) system.

Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebelumnya mengatakan untuk menganggarkan capex IT meningkat dari sebelumnya Rp 400 miliar di 2022. Dana capex IT ini dialokasikan untuk menjawab tantangan pengembangan IT.

Direktur Operasi, Teknologi Informasi dan Digital Bank BTN Andi Nirwoto dalam pemberitaan Kontan sebelumnya mengatakan, pihaknya akan terus mengoptimalkan pengembangan produk dan fitur e-channel, peningkatan infrastruktur atau kapasitas IT serta security system yang terkait dengan digitalisasi.

Meski tidak merinci berapa banyak talenta digital yang dimiliki, namun jika melihat laporan keuangan Bank BTN sepanjang kuartal I-2023, tercatat beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp 958,96 miliar, dengan rincian untuk pendidikan dan pelatihan tercatat sebesar Rp 238,87 miliar.

Sementara itu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatat beban tenaga kerja untuk kuartal I-2023 sebesar Rp 1,22 triliun, dengan rincian alokasi untuk pelatihan dan pendidikan sebesar Rp 40,13 miliar.

"Pengembangan talenta di bidang digital/IT merupakan salah satu prioritas kami, karena itu CIMB Niaga senantiasa melakukan pengembangan talenta digital dan mengalokasikan biasanya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan risiko teknologi informasi untuk menunjang tata kelola dan mitigasi risiko," kata Joni Raini Direktur Human Resources PT Bank CIMB Niaga Tbk kepada Kontan, Selasa (16/5).

Lebih lanjut Bank CIMB Niaga mengaku memastikan keamanan data nasabahnya, dengan menerapkan tata kelola dan mitigasi risiko yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan, baik dari proses teknologi dan sumber daya manusianya.

Baca Juga: LockBit Bocorkan Data Nasabah, BSI Klaim Data dan Dana Nasabah Aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×