kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank BCA dan Bank Mandiri siap mendorong agar debiturnya melantai di bursa


Jumat, 18 Januari 2019 / 18:04 WIB
Bank BCA dan Bank Mandiri siap mendorong agar debiturnya melantai di bursa


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah giat-giatnya meminta agar emiten bank dapat mendorong debitur kelas kakap untuk mencatatkan sahamnya di BEI. Ada dua bank besar yang diminta BEI yaitu PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, upaya ini dilakukan agar debitur dapat memperkuat struktur modalnya. Serta beragam faedah lain yang bisa diperoleh melalui pendanaan publik.

"Kami bersama Bursa memang kerap melakukan pertemuan serta edukasi bersama debitur-debitur untuk mengerti dan mempelajari keuntungan menjadi perusahaan publik," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/1).

Menurutnya, BCA turut menggandeng anak usahanya yaitu PT BCA Sekuritas. Agar, jika kelak debitur minat untuk go public, eksekusi bisa dilakukan cepat. Meski demikian, BCA tak asal pilih debitur, ada beberapa ketentuan yang mesti dimiliki.

"Tentunya yang masuk dalam kriteria untuk menjadi perusahaan publik," kata Santoso.

Misalnya, debitur mesti berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi lebih dari tiga tahun. Dari aspek finansialnya, debitur mesti membukukan laba dalam setahun terakhir, memiliki total aset minimal Rp 100 miliar. Ditambah adanya laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir, dimana dalam dua tahun terakhir minimal punya opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM).

Sementara itu, hingga Triwulan III/2018 kredit korporasi BCA tercatat paling ciamik dibandingkan segmen kredit lainnya. Hingga September 2018, perseroan telah menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp 199,21 triliun, meningkat 23,3% (yoy) dibandingkan September 2017 dengan penyaluran senilai Rp 161,25 triliun.

Di sisi lain, catatan kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) segmen korporasi juga tercatat paling rendah, hanya 1%. Dua segmen lain yaitu Komersial & UMKM punya NPL sebesar 2%, sementara segmen konsumer sebesar 1,3%.

Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang sepanjang 2018, pertumbuhan kredit BCA diprediksi mencapai lebih dari15%. Sedangkan posisi akhir pada November 2018, secara keseluruhan BCA telah menyalurkan kredit senilai Rp 526,23 triliun, tumbuh 18,66% (yoy) dibandingkan November 2017 dengan penyaluran senilai Rp 443,47 triliun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×