Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Nah hal serupa juga turut dilakukan oleh Mandiri. Direktur Corporate Banking Mandiri Royke Tumilaar bilang, perseroan sangat mendukung upaya Inital Public Offering (IPO) debiturnya. Karena pada dasarnya, struktur moda yang kuat turut menjamin pelunasan kredit debitur. "Kami sangat mendukung IPO karena selain menjadi salah satu sumber pendanaan nasabah dan juga akan memperkuat struktur keuangan nasabah," katanya kepada Kontan.co.id.
Seperti BCA, Mandiri juga turut menggandeng anak usaha di bidang sekuritas, yaitu PT Mandiri Sekuritas. Pun soal ketentuan profil debitur potensial go public. "Kami berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas yang berperan sebagai advisor dari para nasabah tersebut," lanjutnya.
Portofolio penyaluran kredit Mandiri pun memang didominasi ke segmen Korporat. Pada Triwulan III/2018, hampir 44,6% dari total kredit yang disalurkan Mandiri mengucur ke korporat besar. Sementara nilai penyalurannya mencapai Rp 305,2 triliun, meningkat 28,72% (yoy) dibandingkan Triwulan III/2017 senilai Rp 237,1 triliun.
Dari sisi NPL segmen korporat besar pun jadi yang paling rendah di Mandiri. Dalam periode yang sama, kredit macet korporat besar hanya sebesar 0,23% dengan nilai Rp 720 miliar. Menurun dibandingkan Triwulan III/2017 sebesar 0,40% dengan nilai Rp 940 miliar.
Sementara posisi penyaluran kredit Mandiri hingga November 2018 mencapai Rp 685,12 triliun, meningkat 13,94% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 601,27 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News