Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kredit korporasi akan mendominasi di tahun Ayam Api ini. Sejumlah bank papan atas mengincar pertumbuhan dua digit untuk kredit korporasi. Sektor yang menjadi andalan adalah infrastruktur, seperti kredit untuk pembangunan jalan tol, bandar udara (bandara), serta industri manufaktur.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengincar pertumbuhan kredit korporasi sebesar 20%-24% pada tahun ini atau mencapai sekitar Rp 208 triliun-Rp 217,5 triliun dari posisi akhir 2016 senilai Rp 174,07 triliun. Adapun, total pipeline kredit korporasi BNI mencapai Rp 415 triliun di tahun ini.
Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I BNI mengatakan, ekspansi kredit akan berfokus pada pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah di segmen korporasi dan BUMN dari hulu ke hilir. “Kami akan membiayai BUMN di tahun 2017 ini seperti Pertamina, BUMN Karya dan Jasamarga, Pelindo, Angkasa Pura dan lainnya,” kata Herry, Rabu (1/2).
Misalnya, BNI menyiapkan plafon kredit untuk infrastruktur senilai Rp 35,1 triliun di tahun ini dengan rincian optimalisasi untuk debitur yang sudah ada senilai Rp 18,6 triliun dan untuk debitur baru senilai Rp 16,5 triliun. Kemudian, BNI menyiapkan plafon kredit untuk sektor lainnya senilai Rp 11,5 triliun di tahun ini.
Royke Tumilaar, Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pihaknya menargetkan kredit korporasi tumbuh dua digit yaitu minimal 11% di tahun ini. Sebelumnya, sektor infrastruktur menjadi prioritas perusahaan dan akan memberikan kontribusi besar terhadap portofolio kredit korporasi Bank Mandiri. Adapun kredit infrastruktur akan tumbuh sebesar 40% di tahun ini.
Bank berlogo pita emas ini mencatat penyaluran kredit korporasi di atas Rp 220 triliun pada 2016. Dengan angka tersebut, maka Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit korporasi sebesar 11,11% menjadi Rp 220 triliun per akhir tahun 2016 dari realisasi kredit korporasi Rp 198,8 triliun per akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News