Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BJB Syariah turut memandang implementasi Payment ID sebagai upaya positif dalam memperkuat integrasi sistem pembayaran serta berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap risiko kredit.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) bakal memulai uji coba program besutan barunya, Payment ID, pada 17 Agustus 2025 nanti. Program ini nantinya akan menjadi sebuah pengembangan sistem dan infrastruktur payment yang dirancang untuk mencatat riwayat transaksi keuangan masyarakat secara rinci.
Direktur Operasional Bank BJB Syariah Vicky Fitriadi mengatakan jika Bank BJB Syariah secara prinsip mendukung setiap inovasi otoritas yang bertujuan mendorong inklusi keuangan di industri perbankan, termasuk melalui pemanfaatan data yang lebih menyeluruh, termasuk pula rencana BI mengimplementasikan Payment ID ini. Hal ini dinilai bakal memperkuat sistem keuangan menjadi makin transparan.
"Kami meyakini bahwa konsolidasi riwayat transaksi antar kanal keuangan melalui Payment ID akan memberikan nilai tambah, baik bagi nasabah maupun pelaku industri, dalam hal kemudahan layanan, keamanan, dan kepercayaan," kata Vicky kepada Kontan, Senin (4/8).
Baca Juga: Bank Mandiri Taspen Sebut Payment ID Berpotensi Tekan Kredit Macet
Terkait potensi pengaruh terhadap risiko kredit, Bank BJB Syariah menilai Payment ID berpeluang memberikan kontribusi positif. Transparansi atas rekam jejak keuangan individu ini yang dapat memperkaya proses penilaian kelayakan nasabah dan memperkuat manajemen risiko pembiayaan.
"Hal ini akan membantu lembaga keuangan, termasuk Bank BJB Syariah, dalam melakukan asesmen yang lebih akurat serta pengambilan keputusan yang lebih prudent, sehingga pada akhirnya dapat menekan potensi pembiayaan bermasalah (non-performing financing)," bidiknya.
Meskipun begitu, Vicky memaparkan jika pihaknya masih menunggu implementasi teknis dan regulasi lebih lanjut dari Bank Indonesia.
"Namun secara umum, Bank BJB Syariah menyambut baik inisiatif tersebut sebagai bagian dari transformasi digital sektor keuangan nasional," pungkasnya.
Sebagai informasi Payment ID ini nantinya bakal berbentuk kode unik berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK). Kode ini terdiri dari kombinasi sembilan karakter huruf dan angka yang menghubungkan profil individu dengan seluruh transaksi, baik melalui rekening bank, dompet digital, maupun kanal pembayaran lainnya.
BI menyebut ada tiga fungsi utama Payment ID: mengidentifikasi profil pengguna secara spesifik, mengotentikasi data transaksi untuk memastikan validitasnya, dan menghubungkan data individu dengan catatan transaksi secara rinci.
Baca Juga: Kinerja Bank Digital Makin Moncer Berkat Panen Pendapatan Bunga Melimpah
Selanjutnya: Pegadaian Raih Penghargaan Investortrust BUMN Awards 2025
Menarik Dibaca: Mengenal Opal Google Labs Platform Visual untuk Buat Aplikasi Mini AI Tanpa Kode
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News