Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank Bjb Syariah) sedang melakukan persiapan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester II-2022 mendatang.
Direktur Utama Bank Bjb Syariah Indra Falatehan mengatakan, aksi korporasi tersebut bertujuan untuk memperkuat permodalan, ekspansi bisnis, mengembangkan infrastruktur teknologi pada produk digital.
“Kami sangat bersyukur karena Bank Bjb sebagai induk perusahaan mendukung penuh Bank Bjb Syariah menjadi bank digital,” kata Indra, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (25/3)
Tak hanya itu, perusahaan juga gencar melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak sebagai langkah strategis dalam menjawab tantangan bisnis.
bjbBaca Juga: Gandeng LPEI, Bank Bjb Dorong Ekspor Nasional
Menurut Indra, era kenormalan baru ini menjadi kesempatan emas untuk melakukan inovasi produk dan layanan kepada para nasabah dengan melakukan tranformasi dan pemanfaatan teknologi.
"Dengan penggunaan layanan digital, maka akan memberikan kemudahan dan mempercepat proses layanan dan bisnis," terang Indra.
Selain itu, ia berharap proses digitalisasi ini dapat mendukung rencana korporasi untuk melakukan IPO di paruh kedua tahun ini. Dengan begitu, aksi korporasi ini bisa berjalan lancar sesuai rencana.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bjb Yuddy Renaldi mengatakan, ada satu investor strategis besar yang memiliki ekosistem syariah dan berkomitmen untuk membantu memperkuat pasar Bjb Syariah baik sebagai perusahaan terbuka maupun sebagai bank digital.
"Lembaga tersebut merupakan institusi lokal. Lembaga ini bahkan sudah menyatakan ketertarikannya masuk ke BJB Syariah jauh sebelum rencana rencana IPO akan dilakukan," kata Yuddy.
Selain institusi lokal tersebut, sejumlah investor dari asing seperti dari Malaysia, Abu Dhabi, dan negara timur tengah lainnya juga tertarik untuk masuk ke Bjb Syariah.
Baca Juga: Bank BJB Salurkan Kredit ke Petani Milenial
Pihaknya sangat terbuka dengan investor yang ingin masuk ke Bjb Syariah. Sebab bank tersebut memiliki daya tarik bagi investor karena bagian dari BPD pertama yang sudah spin off.
Bjb Syariah telah spin off sejak tahun 2010. Aset bank ini terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Pada akhir 2021, aset bank syariah ini mencapai Rp 10,4 triliun atau tumbuh 16,6% dari tahun sebelumnya.
Yuddy bilang, Bjb Syariah akan menjadi bank syariah digital kedua yang akan hadir di Indonesia. Biaya infrastruktur teknologi yang akan dimiliki Bjb Syariah juga akan lebih efisien karena bisa melakukan sharing infrastruktur dengan induknya.
Seperti diketahui, Bank Bjb juga terus melakukan pengembangan digitalisasi saat ini. Bank ini akan berkembang menjadi bank hybrid yakni mengombinasikan layanan digital dan offline.
Untuk mendukung transformasi digital, BankBjb telah melakukan kerjasama dengan tiga perusahaan teknologi besar yakni DCI Indonesia sebagai penyedia data center terbesar di Asia Tenggara, Alibaba Cloud Service, dan Amazone Web Service.
"Dengan kerjasama tersebut akan mendukung keandalan BJB dalam layanan dan kecepatan dalam berinovasi khususnya produk-produk berbasis teknologi," imbuh Yuddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News