Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi permodalan dan likuiditas PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) saat ini sudah bisa dibilang ketat. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini tentunya perbankan harus memiliki permodalan sekaligus pendanaan yang kuat untuk menopang kebutuhan kinerja perusahaan.
Lihat saja, dalam laporan keuangan Bank Bukopin per kuartal I 2020 lalu posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Bukopin ada di level 12,59% turun dari 13,29% pada tahun sebelumnya. Beberapa indikator likuiditas juga tercatat mengalami kenaikan, seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menyentuh 90,92% naik dari 85,1% dari tahun lalu.
Baca Juga: Begini rencana besar transformasi digital oleh perbankan
Lalu ada juga Net Stable Funding Ratio (NSFR) individu sebesar 100,84% per Maret 2020, nyaris berada di batas bawah ketentuan sebesar 100%. Sekaligus, liquidity coverage ratio (LCR) yang menurun dari 128,43% di Maret 2019 menjadi 115,67% per Maret 2020.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut perseroan sejatinya bakal melangsungkan aksi korporasi berupa penerbitan Penawaran Umum Terbatas (PUT) V atau rights issue. Namun, sebelum hal itu dapat terlaksana Bank Bukopin dijadwalkan lebih dulu untuk melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 18 Juni 2020 mendatang.
Walau belum dirinci, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan dalam RUPS tersebut tentunya akan dibahas posisi keuangan perusahaan. Termasuk mengenai rencana aksi korporasi tersebut. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih dalam proses mempersiapkan rencana penambahan modal.
Sayangnya, Adhi tidak dapat membeberkan pembeli siaga dalam aksi korporasi tersebut. "Itu merupakan ranah pemegang saham, yang jelas dana tersebut dibutuhkan untuk memperkuat permodalan Bank Bukopin," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).
Baca Juga: BCA: Restrukturisasi tanpa pencadangan adalah kamuflase
Nah, sebelum akan mendapat tambahan modal tersebut, Bank Bukopin kini telah diberikan pendampingan teknis (technical assistance) oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Mengutip artikel yang dimuat Kontan.co.id, Selasa (9/6), fokus utama dalam asistensi ini yakni agar Bank Bukopin bisa lebih optimal dalam mengelola likuiditas, apalagi dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang memang memerlukan perhatian khusus.
Adapun, bila merujuk pada pernyataan resmi perusahaan, Minggu (7/6) Bank Bukopin memang meminta pendampingan teknis ke Bank BNI dari sisi manajemen tresuri.