Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
“Pertumbuhan kredit akan tergantung pertumbuhan PDB nasional. Saat ini, penopang PDB nasional juga ada di segmen konsumsi, sementara investasi tercatat melambat, kalau belum bisa menguat pertumbuhan kredit secara industri juga akan melambat,” katanya dalam kesempatan serupa.
Selain itu, ia juga menyinggung soal risiko global akibat sejumlah peristiwa macam perang dagang antara Amerika Serikat, dan China, Brexit, hingga melemahnya permintaan kredit secara nasional.
Baca Juga: Adira Finance targetkan pembiayaan tahun depan tumbuh 5%-10%
Kemudian kondisi likuiditas yang ketat dengan ditandai masih tingginya loan to deposit ratio (LDR) industri perbankan juga jadi faktor perlambatan kredit. Hingga akhir tahun dan tahun depan ia memproyeksikan LDR perbankan bakal selalu berada di atas 95%.
Meski demikian, di awal-awal 2020 Dian memproyeksikan mulai adanya peningkatan permintaan kredit. Ini imbas dari dilangsunhkannya bunga acuan Bank Indonesia sebanyak 100 bps selama 2019.
Adapula dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Per September 2019 pertumbuhan kredit tercatat sebesar 7,89% (yoy), sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,47% (yoy).
Baca Juga: Jual bersih investor asing di pasar saham mencapai Rp 22,64 triliun sejak awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News