kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank DKI kurangi dan merelokasi ATM


Jumat, 03 Agustus 2012 / 08:00 WIB
Bank DKI kurangi dan merelokasi ATM
ILUSTRASI. PT Super Energy Tbk SURE


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Guna meningkatkan efisiensi sekaligus menekan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Bank DKI mengurangi mesin ATM miliknya. Akhir tahun lalu, bank yang mayoritas sahamnya milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini memiliki 318 ATM, per Juni 2012 lalu, "pasukan" ATM Bank DKI tinggal 296 unit.

Dalam kunjungan ke KONTAN, Kamis (2/8), Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, mengaku pihaknya tengah menerapkan efisiensi untuk menekan biaya operasional. Soalnya, BOPO Bank DKI tercatat di level 76,10% per semester I 2012. Angka itu naik tipis ketimbang posisi Juni 2011 sebesar 76,04%.

Bank pembangunan daerah ini ingin mencatatkan angka BOPO 75% pada akhir tahun nanti, Salah satu caranya ya itu, melalui penghematan biaya operasional mesin ATM. "Ada yang ditutup, ada yang direlokasi ke pusat-pusat keramaian bisnis," ujarnya.

Agar hemat, manajemen Bank DKI juga mengandalkan karyawannya untuk merawat dan mengisi ATM. Tak cukup sampai di situ, Bank DKI siap menyediakan ATM setoran tunai, terutama di wilayah yang mobilitas tinggi dan akses sulit, seperti di Kepulauan Seribu. Saat ini, ada dua mesin ATM Bank DKI di Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Tidung dan Pulau Pramuka.

Martono Soeprapto, Direktur Operasional, mengatakan kebutuhan dana ATM di Kepulauan Seribu cukup tinggi. Manajemen biasanya menempatkan dana Rp 250 juta di masing-masing ATM dan tandas dalam sepekan.

Nah, dengan ATM setoran tunai, nasabah bisa langsung menyetor melalui ATM. Lalu, nasabah lain bisa mengambil tunai di ATM DKI yang lain. Dengan demikian, bisa memperpanjang masa pengendapan uang di ATM.

Selain itu, manajemen Bank DKI sempat merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikannya ke Bank Indonesia terkait pembukaan outlet baru. Awalnya, Bank DKI ingin membuka 50 unit outlet baru, tapi dipangkas menjadi 30 unit. Saat ini, Bank DKI beroperasi melalui 16 kantor cabang, dua kantor cabang syariah, 36 cabang pembantu konvensional, dan tujuh cabang pembantu syariah, serta 117 kas, dan 31 payment point.

Bank DKI berhasil membukukan aset Rp 25,21 triliun per kuartal II 2012, tumbuh 39% dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan laba tumbuh 20% menjadi Rp 252 miliar. Sementara penyaluran kredit naik 37% menjadi Rp 9,35 triliun. Sebagian besar kredit mengalir ke sektor konsumtif sebanyak 55%, dan sisanya ke kredit produktif.

Dari sisi dana pihak ketiga, perseroan mengantongi dana sebesar Rp 22,98 triliun, tumbuh 31%. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 8 triliun mengendap di deposito.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×