kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank gencar garap co-branding uang elektronik


Rabu, 31 Agustus 2016 / 15:31 WIB
Bank gencar garap co-branding uang elektronik


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kelompok bank besar membuka pintu bisnis kepada bank kecil yang ingin menggarap uang elektronik (unik). Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyampaikan, kerjasama uang elektronik melalu co-branding lebih mudah dan efisien daripada bank mendirikan bisnis uang elektronik sendiri yang butuh biaya investasi tinggi.

Yang terbaru, BCA menerima tawaran kerjasama dengan PT Bank MNC Internasional Tbk untuk co-branding uang elektronik berlabel Flazz. Santoso, Direktur BCA menambahkan, setelah ini akan ada beberapa bank yang sedang antri untuk co-branding uang elektronik. "Ada beberapa bank yang akan berkolaborasi di Flazz, tapi jumlah banknya tidak lebih dari 10 bank," kata Santoso, Kamis (31/8).

Skema bisnis kerjasama co-branding pada uang elektronik ini antara lain kesepakatan bisnis, komisi dan jangka waktu. Misalnya, rata-rata kerjasama co-branding selama tiga tahun dan dapat diperpanjang lagi.

Santoso bilang, agar bank pilih co-branding untuk uang elektronik karena tak perlu mengeluarkan biaya investasi yang besar. Nah, biaya investasi yang dikeluarkan BCA untuk uang elektronik ini masih di bawah Rp 1 triliun. "Kami sudah bekerjasama dengan 10 bank untuk co-branding Flazz," tambahnya.

Semakin banyak bank yang menjalankan bisnis uang elektronik akan mendorong masyarakat melakukan transaksi menggunakan uang elektronik. Santoso bilang, BCA menargetkan penerbitan uang elektronik Flazz mencapai 1 juta per tahun dengan kartu yang sudah terbit mencapai 9 juta kartu per hari ini dari target 8 juta kartu.

Tak hanya itu, Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Banking dan Technology PT Bank Mandiri Tbk menyampaikan, Bank Mandiri juga akan bekerjasama co-branding uang elektronik dengan tiga bank yakni terdiri dari dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan satu bank swasta. “Dalam waktu dekat, Bank Jawa Barat Banten (BJB) akan bekerjasama co-branding e-money dengan Mandiri,” ucapnya.

Proses pelaksanaan co-branding e-money masih dalam proses perizinan di Bank Indonesia (BI). Andai BI memberikan izin co-branding tersebut maka bank berplat merah ini akan merealisasikan pembentukan kolaborasi uang elektronik secara bersama-sama di kuartal IV- 2016. Saat ini, Mandiri telah membentuk co-branding uang elektronik berlaku e-Money dengan 2 BPD yaitu BPD Jawa Tengah dan BPD Bali.

Dari sisi bisnis, bank berplat merah ini menargetkan penerbitan e-Money akan mencapai 9 juta pengguna di akhir tahun 2016 dari 8 juta pengguna per Juni 2016. Nilai transaksi e-Money sudah mencapai Rp 200 miliar-Rp 300 miliar per bulan, dan 30 juta volume transaksi per bulan.

Dalam meningkatkan bisnis uang elektronik, Bank Mandiri menyiapkan biaya investasi untuk pengembangan teknologi informasi (TI) sebesar US$ 11 juta hingga akhir tahun 2016. Adapun, perusahaan telah menggunakan dana sekitar US$ 10 juta untuk penggunaan investasi TI e-Money selama semester I-2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×