kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank hingga fintech, gurita bisnis keuangan Grup Astra


Minggu, 22 September 2019 / 16:27 WIB
Bank hingga fintech, gurita bisnis keuangan Grup Astra
ILUSTRASI. Petugas pemasaran melayani nasabah di kantor FIF Group


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) tidak hanya dikenal sebagai perusahaan otomotif, tetapi juga lini bisnis yang meluas hingga ke sektor jasa keuangan. Gurita bisnis keuangan Grup Astra tersebar mulai dari bank, multifinance, asuransi, modal ventura dan fintech.

Direktur in-Charge Astra Financial Suparno Djasmin menyebut sektor jasa keuangan yang menyumbang porsi pemasukan terbesar bagi induk perusahaan adalah PT Federal Internasional Finance (FIF).

Ini merupakan perusahaan multifinance, yang khusus membiayai sepeda motor kepada konsumen. “Kontribusi terbesar, untuk sementara jika dilihat secara profitability memang dari FIF Group. Itu adalah bisnis multifinance dari grup Astra Financial,” kata Suparno di Jakarta, Jumat (20/9).

Merujuk laporan keuangan 2018, FIF Group mencatatkan pendapatan Rp 9,46 triliun naik 10,12% secara year on year (yoy). Dari jumlah tersebut, pembiayaan konsumen berkontribusi sebesar 99,15% dari total pendapatan perusahaan. Menyusul pendapatan dari bunga, denda dan lainnya.

Astra tidak hanya punya satu multifinance tapi lima sekaligus dan itu belum terhitung anak usahanya. Khusus pembiayaan mobil, ada PT Astra Sedaya Finance dan PT Toyota Astra Financial Service.

Baca Juga: Penjualan mobil diprediksi turun, ini strategi Astra International (ASII)

Sedangkan pembiayaan alat berat, perusahaan yang didirikan William Soerjadjaja ini punya PT Komatsu Astra Finance dan PT Surya Artha Nusantara.

Banyaknya perusahaan multifinance yang dibentuk tak membuat Astra Grup puas. Mereka juga merambah ke bisnis asuransi umum dengan nama PT Asuransi Astra Buana, yang menyediakan produk asuransi mobil, motor, mikro, kebakaran, alat berat serta lainnya.

Selain itu, ada PT Astra Aviva Life, perusahaan asuransi jiwa ini memberikan layanan proteksi kesehatan, proteksi pendidikan, dana pensiun, rencana masa depan serta proteksi kecelakaan, baik untuk memenuhi kebutuhan individu, orang tua maupun pasangan.

Pada 2018 lalu, perusahaan kantongi total pendapatan Rp 3,60 triliun, atau turun dari tahun sebelumnya Rp 3,78 triliun.

Astra International juga memiliki saham di PT Bank Permata Tbk sebesar 44,56%. Pada paruh pertama 2019, bank berkode saham BNLI ini membukukan laba bersih sebesar Rp 711,39 miliar. Dibandingkan realisasi tahun lalu, laba tersebut meningkat signifikan yaitu sebesar 146,29%.

Bank Permata juga mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 2,54% yoy menjadi Rp 2,7 triliun.

Sementara itu secara total, per Juni 2019 rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Permata masih relatif stabil 19,81% dibanding tahun sebelumnya.

“CAR dari Bank Pertama masih di angka 19. Jadi itu telah memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka itu kami akan meninjau dari waktu ke waktu kebutuhan modal perusahaan. So far, kebutuhan modal kami sudah mencukupi dan ini sudah menyesuaikan dengan peraturan yang ada,” jelas Suparno.

Bahkan pada tahun 1991, korporasi besar ini telah mendirikan perusahaan modal ventura PT Astra Mitra Ventura. Dengan memberikan berbagai pelayanan kepada debitur maupun partner usaha seperti dari dukungan modal kerja, investasi, dana proyek dan penyertaan saham.

Terbaru, Astra Grup juga mempunyai layanan keuangan berbasis digital. Menggandeng pemain fintech peer to peer (P2P) Lending asal Hong Kong Welab, Astra melahirkan PT Asta Welab Digital Arta (AWDA).

Di perusahaan ini, Astra lewat PT Sedaya Multi Investama menggenggam 60% saham. Sementara modal dasar pendirian perusahaannya adalah sebesar US$ 21 juta.

Baca Juga: IHSG masih menguat, saham Astra International (ASII) menyokong sektor aneka industri

Terakhir, Bank Permata tahun lalu memperkenalkan aplikasi mobile banking bernama PermataMobile X.

Ini adalah layanan digital banking yang menyajikan 200 fitur dalam satu aplikasi. Di antaranya, mobil cash berupa layanan tarik tunai tanpa kartu Permata, kemudian transfer, pay bill, dan top up. Bisa juga menjadi kartu kredit serta membeli reksadana dan obligasi secara online.

Setalah memiliki berbagai beragam bisnis keuangan, Astra masih berniat meluncurkan platform pembayaran digital (payment).

Sayangnya, Suparno belum mau menjelaskan kapan rencana tersebut bakal terwujud. Yang jelas, untuk saat ini pihaknya masih fokus menyinergikan seluruh bisnis keuangan di grup.

“Supaya saling sinergi, kami akan ngelink-kan (menghubungkan) semuanya. Sehingga kami bisa melayani semua kebutuhan jasa keuangan pelanggan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×