Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk catatkan pertumbuhan yang sehat sepanjang tiga bulan pertama atau kuartal I tahun 2023. Ini terlihat dari sisi pinjaman, dana pihak ketiga (DPK), dan jumlah nasabah perseroan.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengungkapkan, pihaknya berhasil melayani 7,5 juta nasabah, termasuk lebih dari 5,8 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago per kuartal I-2023.
Dikatakannya, jumlah nasabah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal I tahun 2022 lalu yang sebesar 3,5 juta nasabah, termasuk 2,3 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Jadi Harapan Baru Bagi Bank Jago (ARTO)
Pertumbuhan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK sebesar 120% atau menjadi sebesar Rp 9,28 triliun per Maret 2023 dari Rp 4,21 triliun per Maret 2022.
“Dengan komitmen untuk terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru, kami berhasil menjangkau lebih banyak nasabah untuk menggunakan Aplikasi Jago,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (28/4).
Kharim menjelaskan, peningkatan DPK didorong pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 158% dari Rp 2,29 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp 5,92 triliun pada kuartal I-2023.
“Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 64% per akhir Maret lalu,” jelasnya.
Sampai kuartal I-2023, lanjut dia, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mencapai Rp 10,84 triliun atau bertumbuh 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,15 triliun.
“Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya,” katanya.
Kharim menerangkan, dalam menyalurkan kredit pihaknya melakukan secara hati-hati (prudent) dan terukur dengan memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,5% atau di bawah rata-rata industri perbankan.
“Kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif untuk memberikan pembiayaan kepada lebih banyak nasabah tetapi dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” terangnya.
Dia bilang, pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah mendorong aset Bank Jago mencapai Rp 18,02 triliun dan laba sebelum pajak mencapai Rp 22 miliar per akhir Maret 2023. Sementara rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 79% yang menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan,”
“Dengan aspirasi meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan (life-centric digital financial solution), kami akan terus berinovasi dan berkolaborasi agar kami dapat menawarkan produk dan layanan keuangan yang relevan sekaligus membantu lebih banyak orang untuk meningkatkan kehidupan dan keuangannya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News