kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Jago cetak laba bersih di kuartal III-2021, meski masih merugi sepanjang 2021


Jumat, 22 Oktober 2021 / 11:03 WIB
Bank Jago cetak laba bersih di kuartal III-2021, meski masih merugi sepanjang 2021
ILUSTRASI. Petugas keamanan berada di?dekat logo Bank Jago di Jakarta.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya berhasil mencetak untung pada kuartal III 2021 setelah bertahun- tahun menderita rugi. Laba bersih yang dikantongi perseroan mencapai Rp 14 miliar. 

Kharim Siregar, Direktur Utama Bank Jago mengatakan, raihan laba bersih itu sejalan dengan pertumbuhan kredit yang agresif, rasio kredit bermasalah yang terjaga di level rendah dan kemampuan memperbaiki struktur biaya dana. 

Meskipun sudah untung di kuartal III, namun sepanjang tahun berjalan atau dalam sembilan bulan pertama ini perseroan masih merugi. Pasalnya, di dua kuartal sebelumnya laba Bank Jago masih negatif.

"Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja kami di masa mendatang akan terus membaik dan Jago akan menjadi bank digital yang profitable serta mampu untuk tumbuh secara berkelanjutan,” kata Kharim dalam keterangan resminya, Jumat (22/10). 

Baca Juga: Analis: Tahun depan, bank digital masih berpotensi bertumbuh

Penyaluran kredit Bank Jago hingga akhir September 2021 telah mencapai Rp3 ,73 triliun, melonjak 502% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit terutama terjadi di kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya (Q to Q). 

Kharim bilang, prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena perseroan berangkat dari baseline yang rendah. Namun, dia ada melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu dengan strategi memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital.  

 

Saat ini aplikasi Jago telah terintegrasi dengan aplikasi reksadana online Bibit.Id dan super app Gojek. Integrasi ini memampukan konsumen untuk mengakses produk dan layanan jasa keuangan secara seamless, mudah, cepat dan aman. Fitur Kantong Jago yang terhubung dengan aplikasi Bibit dan Gojek juga membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih disiplin, inovatif dan kolaboratif.

Selain berkolaborasi dengan Bibit dan Gojek, Jago juga bekerjasama dengan sejumlah fintech lending, multifinance dan institusi keuangan lain berbasis digital. Pola kerjasama pembiayaan (partnership lending) ini memampukan Jago untuk ekspansif namun dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 0,6%. 

"Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat,” kata Kharim.  

Pertumbuhan kredit sebesar 502% berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478%  menjadi Rp355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104% menjadi Rp38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640%. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4%.  

Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, tumbuh 564%. Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA sebanyak Rp985 miliar, melonjak 1.031%. Sedangkan deposito senilai Rp1,6 triliun, meningkat 427%.

Proporsi CASA terus membaik. Sebagai pembanding, porsi CASA pada September 2021 mencapai 38,72%, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 22,74%, atau posisi akhir Juni sebesar 30,21%. 

Pada kurun waktu yang sama, porsi deposito terhadap DPK telah menyusut dari 77,26% menjadi 69,79% dan kini 61,3%. “Porsi CASA yang terus membesar ini mempengaruhi struktur biaya dana sehingga berdampak positif pada perolehan margin. Peningkatan dana murah ini juga menunjukkan tingkat penerimaan publik yang semakin baik terhadap aplikasi Jago,” kata Kharim.      

Sementara itu, aset Jago mencapai Rp11 triliun per akhir September 2021, tumbuh 536% (yoy). Adapun permodalan mencapai Rp8 triliun, sangat solid untuk menunjang ekspansi dan rencana bisnis Jago ke depan.

Selanjutnya: Sektor teknologi mulai turun, begini dampaknya pada bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×