Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dana pihak ketiga mengalir dari bank besar ke bank kecil. Sebagian bank kecil mengaku, dana masyarakat yang masuk meningkat signifikan, setelah 14 bank-bank besar bersepakat menurunkan bunga deposito, Agustus lalu.
Direktur Utama Bank Royal termasuk yang menikmati peralihan itu. Dana yang masuk sepanjang Agustus ke Bank Royal senilai Rp 25 miliar. "Memang meningkat jika dibandingkan dengan nilai rata-rata sebulan," ujar Buyung R. Hanani, Direktur Utama Bank Royal, Senin (7/9).
Jumlah tersebut terbilang lumayan besar mengingat total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Royal per 31 Juli adalah Rp 195 miliar. Sedangkan nilai dana masyarakat di awal 2009 sejumlah Rp 146 miliar. Jika dirata-rata pertambahan dana masyarakat di Bank Royal sebesar Rp 7 miliar per bulan, sepanjang Januari-Juli.
Buyung mengungkapkan, hingga Agustus lalu, banknya masih menawarkan bunga deposito 9%, lebih tinggi daripada bunga maksimal yang disepakati oleh 14 bank.
Sekadar mengingatkan, dalam kesepakatan awal Agustus, 14 bank besar berjanji memberikan bunga maksimal 1,5% di atas bunga acuan. Mengingat bunga acuan di Agustus sebesar 6,5%, berarti 14 bank itu menawarkan bunga paling tinggi 8%.
Sejak awal pekan ini, Bank Royal memangkas bunga depositonya menjadi 8,5%. "Bunga itu masih cukup tinggi bagi nasabah," paparnya.
Presiden Direktur Bank Eksekutif Tony Antonius juga mengungkapkan hal senada. Meski enggan menyebut berapa jumlah dana yang menyerbu banknya, Tony mengakui bahwa ada lonjakan dana yang masuk di Agustus.
Menurut Tony, larinya sebagian dana simpanan bank besar merupakan hal yang normal. "Kalau bank besar menurunkan bunga, tentu deposan pasti akan mencari tempat lain yang memberikan bunga lebih tinggi," ujarnya.
Ia berpendapat, bulan ini masih ada potensi lonjakan dana ke bank-bank kecil yang masih memberikan bunga tinggi. Bank Eksekutif saat ini menawarkan bunga deposito hingga 11%.
Namun Bank Eksekutif tak berniat lama-lama menahan bunga deposito tinggi. Tony mengaku, banknya akan mengikuti bunga yang berlaku di pasar. "Bunga simpanan yang lebih murah tentu lebih baik bagi bank. Akses dana bank menjadi lebih longgar," kata Tony.
Bank-bank kecil yang ikut-ikutan memangkas bunga simpanan, seperti 14 bank besar, jelas tidak tidak kecipratan limpahan dana.
Wakil Direktur Utama Bank Jasa Jakarta Lisawati mengungkapkan, tidak ada lonjakan simpanan karena banknya tidak berani memberikan bunga deposito lebih dari 7,5%. Memberi bunga simpanan terlalu besar, menurut Lisa, justru akan menyulitkan kondisi likuiditas sebuah bank.
Direktur Bank Ekonomi Raharja, Lenggono Hadi bahkan mengaku, banknya memberikan bunga simpanan sesuai dengan bunga penjaminan, yakni 6,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News