Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) makin jadi primadona perbankan. Terbukti, penyaluran kredit bagi pelaku usaha UMKM makin deras.
Bank Indonesia (BI) mencatat kredit UMKM tumbuh 14,4% year on year (yoy) menjadi Rp 1.156,0 triliun hingga Februari 2022.
Kinerja ini ditopang oleh penggunaan kredit modal kerja UMKM yang naik 17,0% menjadi Rp 871,0 triliun. Sedangkan kredit investasi UMKM meningkat 7,3% yoy menjadi Rp 285,0 triliun.
Berdasarkan skala usahanya, kredit mikro tumbuh 82,9% yoy menjadi Rp 384,0 triliun. Kredit skala usaha kecil naik 27,2% yoy menjadi Rp 436,5 triliun. Sedangkan kredit ke skala menengah turun 26,6% menjadi Rp 335,4 triliun pada dua bulan pertama 2022.
Kini, kredit UMKM mampu menyumbang 20,13% dari total penyaluran kredit perbankan di Februari 2022 sebesar Rp 5.741,4 triliun. Hal ini telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia 23/13/PBI 2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial yang mensyaratkan penyaluran kredit 20% dari total kredit di akhir 2022.
Baca Juga: BSI, Muamalat dan BJB Syariah Bersinergi Perkuat Pasar Uang Antar Bank Syariah
Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Aestika Oryza Gunarto menyatakan penyaluran kredit UMKM BRI hingga akhir Februari 2022 tercatat tumbuh positif secara tahunan. Penopang utamanya pada segmen mikro yang tumbuh 14,3% yoy dan segmen kecil tumbuh 8,8% yoy.
Ia menyatakan fokus penyaluran kredit BRI ke depan adalah di segmen UMKM khususnya di sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, aktivitas jasa keuangan, real estate, aktivitas kesehatan dan kesenian hiburan.
“Sebagai penyalur kredit terhadap UMKM terbesar di Indonesia, BRI akan terus fokus terhadap pemberdayaan UMKM salah satunya melalui pembiayaan. Sebagai informasi, hingga akhir kuartal IV 2021 tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 83,86% dibandingkan dengan total penyaluran kredit BRI. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85%,” paparnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (8/4).
Ia menyebut strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada dua. Pertama adalah dengan menaik kelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua adalah dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru. Dengan go smaller, go shorter, go faster BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi.
Baca Juga: Kenaikan Pencadangan Berpotensi Gerus Laba Bank Kecil
“Dengan strategi tersebut BRI dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya yang semurah mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua prosesnya akan menjadi lebih cepat dan efisien,” tambahnya.
Disamping itu, BRI menilai saat ini yang lebih dibutuhkan oleh UMKM sebetulnya bukan advokasi tapi adalah edukasi. Adapun edukasi yang harus diberikan berupa semangat entrepreneurship karena tidak semua UMKM memiliki semangat tersebut. Juga pembekalan ilmu administrasi manajerial untuk mengatur keuangan, mengakses informasi, mengakses pasar, dan mengakses permodalan.