kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank kurang manfaatkan transaksi repo untuk kebutuhan likuiditas


Jumat, 27 Juli 2018 / 07:47 WIB
Bank kurang manfaatkan transaksi repo untuk kebutuhan likuiditas
ILUSTRASI. Petugas Menghitung Uang Kertas Mata Uang Rupiah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank di Indonesia kurang memanfaatkan transaksi repo untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Tercermin dari pasar repo di perbankan Indonesia tidak seaktif di Singapura dan Malaysia.

Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), mencatat, transaksi repo masih kecil. "Nilai transaksi repo antara Rp 800 miliar sampai dengan Rp 1,5 triliun per hari," katanya kepada KONTAN, Kamis (26/7).

Selama ini, BI mengakui ada kendala yang harus diselesaikan untuk meningkatkan pasar repo. Misalnya, beberapa bank menganggap transaksi repo sangat kompleks karena harus ada pengelolaan kolateral.

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bilang, transaksi repo tergantung dari kondisi likuiditas perbankan. Seandainya, likuiditas cukup maka repo akan sedikit. Sebaliknya, jika likuiditas ketat maka transaksi repo akan naik.

Ke depan, BI dan OJK terus mendorong bank akan aktif di transaksi repo. Lantaran transaksi ini sangat bermanfaat untuk pendalaman pasar uang, pasar obligasi dan efek transmisi kebijakan moneter.

Nah, peran asosiasi seperti, Perhimpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) dan Indonesia Foreign Exchange Market Committee (IFEMC) dibutuhkan untuk menggerakkan repo.

Batara Sianturi, CEO Citibank Indonesia, mengakui, saat ini, volume pasar repo di Indonesia masih rendah dibandingkan asar uang antar bank (PUAB) lending dan borrowing.

Citibank Indonesia optimistis transaksi pasar repo atau penjualan instrumen efek perbankan Indonesia akan semakin aktif. "Tapi transaksi repo menunjukkan peningkatan," terang Batara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×