Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Ancaman tingginya inflasi di tahun 2011 rupanya tidak menyurutkan langkah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk menaikkan kucuran kreditnya. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, dalam acara pembukaan bursa di Bursa Efek Indonesia (BEI), mereka akan menargetkan kenaikan kredit 20% sampai 22%.
"Kami berharap pertumbuhan kredit bisa tumbuh 20-22% di tahun 2011 dan 2012 dan seterusnya dengan ekonomi yang baik dan iklim usaha yang kondusif," kata Zulkifli Zaini di BEI Senin (3/12). "Dengan pertumbuhan kredit 20%, Bank Mandiri saja sudah bisa tumbuh mencapai Rp 46 triliun per September," tambahnya. Sementara itu untuk angka akhir tahun, Zulkifli belum bisa menyampaikan karena laporan keuangan masih dalam konsolidasi.
Untuk kebijakan Bank Indonesia (BI) baru mengenai bobot Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk kredit mikro dan Kredit Pemilik Rumah (KPR), Zulkifli menyatakan belum bisa menghitung berapa besar pengaruhnya terhadap aset Bank Mandiri. "Tetapi penurunan bobot ini akan memberikan efek baik untuk kredit Bank Mandiri," ucapnya.
Informasi saja, BI menurunkan bobot risiko ATMR untuk usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritel dari 85% menjadi 75%, sedangkan untuk kredit beragunan rumah tinggal dengan kriteria tertentu, bobot risiko diturunkan dari 40% menjadi 35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News