Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mempersiapkan diri menghadapi rencana keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni The Federal Reserve System dalam menaikkan tingkat bunga. Tentunya, jika keputusan The Fed menaikkan bunga, maka keputusan itu akan berdampak perekonomian negara lain, termasuk Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan strategi dalam rencana bank sentral dari negeri paman Sam ini. Misalnya, ancang-ancang jika bunga naik, kemudian Bank Indonesia (BI) ikut menaikkan suku bunga (BI rate), maka pihaknya akan menjaga aset balance sheet.
"Kalau interest rate naik otomatis margin akan squeezed," kata Budi, pada acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2014, di JCC, Kamis (28/8).
Bank plat merah ini, memiliki strategi agar margin tidak tertekan ketika bunga mulai naik. Pertama, jika BI menaikkan BI rate, maka bunga simpanan akan naik, untuk menjaga beban bunga dari kenaikan bunga simpanan, maka Mandiri akan menaikkan bunga kredit.
Nah, ketika bunga kredit naik, artinya kualitas kredit harus dijaga. "Pengalaman Mandiri, kalau BI rate naik, prioritas nomor satu adalah likuiditas, kedua kualitas kredit, ketiga adalah margin," ucapnya.
Lanjutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga, kemudian BI tetap menjaga tingkat bunga BI rate, artinya akan terjadi depresiasi rupiah. Kemudian kondisi ini akan berpengaruh pada portofolio kredit yang menggunakan valuta asing (valas).
"Kalau rupiah tidak mau terdepresiasi, maka perlu menaikkan bunga sebagai benchmark. Tapi, saat ini tergantung dari keputusan The Fed yang masih dibahas," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News