Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Beberapa bank besar mengincar sindikasi kredit untuk proyek pembangunan light rail transit (LRT) Jabodetabek. Sebagai gambaran, nilai proyek pembangunan LRT Jabodetabek sebesar Rp 23,3 triliun.
Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, perbankan diproyeksi bisa berkontribusi untuk pendanaan sebesar 70% dari nilai proyek atau sekitar Rp 16,31 triliun. Nantinya, pendanaan mayoritas akan dilakukan dengan cara sindikasi.
Namun, Herry mengatakan, skema pendanaan proyek LRT Jabodetabek ini masih belum final. "Masih menunggu review studi kelayakan dan sedang disimulasikan struktur pendanaan yang tepat," ujar Herry, Kamis (16/2).
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah meneken kontrak pengerjaan proyek LRT pada awal Februari 2017.
Terakhir, disebut ada beberapa skema pembiayaan yang akan dilakukan. Pertama, pembiayaan dengan menggunakan APBN murni. Kedua pembiayaan dengan skema PSO (Public Service Obligation). Ketiga dengan sinergi BUMN, dan keempat melalui lewat PMN (Penyertaan Modal Negara).
Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, nanti pihaknya akan ikut dalam proyek sindikasi LRT Jabodetabek. Skema sindikasi ini nantinya adalah joint lead dengan Mandiri sebagai lead arranger-nya.
Namun, Kartika dan Herry belum merinci porsi sindikasi Mandiri dan BNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News