kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Mandiri catat pertumbuhan 19,36% yoy pembiayaan sektor berkelanjutan


Selasa, 07 Desember 2021 / 09:22 WIB
Bank Mandiri catat pertumbuhan 19,36% yoy pembiayaan sektor berkelanjutan
ILUSTRASI. PT Bank Mandiri Tbk./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/08/2021,


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan terus berupaya mendukung implementasi pengembangan berkelanjutan yang fokus pada lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).  Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan telah menyalurkan pembiayaan ke sektor berkelanjutan senilai Rp 187,4 triliun atau sebesar 23% dari total kredit per September 2021.

Nilai itu terus naik 19,36% yoy dari posisi September 2020 sebesar Rp 157 triliun yang menyumbang 20,9% dari total kredit kala itu. “Adapun, pertumbuhan tertinggi terdapat pada pembiayaan ke sektor energi terbarukan (EBT) yang naik 108,43% secara year to date (ytd),” jelas Rudi kepada Kontan.co.id pada Senin (7/12).

Dari total itu, sebanyak 90% lebih debitur sudah bersertifikat ISPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil. Rudi bilang pemilihan debitur itu sebagai dukungan gerakan Pemerintah Indonesia dan regulator dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan keberlanjutan industri.

Baca Juga: Bakal ada insentif, kredit ke sektor ekonomi hijau makin deras

Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) memberikan insentif pembiayaan ke sektor ramah lingkungan ini di 2022. Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Makroprudensial BI Juda Agung mengatakan, setidaknya ada beberapa sektor yang disasar oleh kebijakan sektor hijau.

Ini sejalan dengan meningkatnya permintaan pembiayaan oleh perusahaan non hijau di dalam negeri. Sebab BI melihat telah terjadi penurunan Utang Luar Negeri (ULN) dari korporasi Indonesia.

 

Terlebih, International Finance Corporation merilis data transisi penggunaan brown energy atau penggunaan sumber energi yang menimbulkan polusi kepada energi hijau berpotensi membawa investasi hijau di Indonesia hingga mencapai US$ 458 miliar atau sekitar Rp6.300 triliun.

Penyaluran kredit keuangan berkelanjutan di dalam negeri terus meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pembiayaan berkelanjutan sebesar US$ 55,9 miliar atau setara Rp 809,75 triliun. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan hampir 50% bank di Indonesia yang mewakili 91% dari total aset pasar perbankan Indonesia menunjukkan komitmen yang meningkat dalam penerapan keuangan berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×