CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bakal ada insentif, kredit ke sektor ekonomi hijau makin deras


Senin, 06 Desember 2021 / 19:10 WIB
Bakal ada insentif, kredit ke sektor ekonomi hijau makin deras
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah Bank BCA Tangerang Selatan/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan semakin gencar menyalurkan kredit ke sektor ekonomi hijau seiring rencana Bank Indonesia (BI) memberikan insentif. Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Makroprudensial BI Juda Agung mengatakan, setidaknya ada beberapa sektor yang disasar oleh kebijakan sektor hijau. 

Ia menyatakan bank sentral tengah menyiapkan insentif bagi bank yang menyalurkan kredit pada sektor hijau pada 2022. Langkah ini seiring dengan meningkatnya permintaan pembiayaan oleh perusahaan non hijau di dalam negeri yang tercermin dari penurunan Utang Luar Negeri (ULN) mereka.

Penyaluran kredit keuangan berkelanjutan di dalam negeri terus meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pembiayaan berkelanjutan sebesar US$ 55,9 miliar atau setara Rp 809,75 triliun. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan hampir 50% bank di Indonesia yang mewakili 91% dari total aset pasar perbankan Indonesia menunjukkan komitmen yang meningkat dalam penerapan keuangan berkelanjutan. 

Baca Juga: Bank BJB targetkan penyaluran kredit tumbuh 9%-10% pada tahun 2022

Bahkan, sustainable Banking and Finance Network (SBFN) pada tahun 2021 memasukkan Indonesia, Republik Rakyat Tiongkok dan Kolombia sebagai negara-negara dalam tahap konsolidasi regulasi keuangan berkelanjutan.

Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA) Vera Eve Lim menyatakan BCA mengapresiasi upaya dan kebijakan pemerintah dalam mendukung tumbuh kembang ekonomi hijau di Indonesia. Ia menyatakan BCA berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam rangka menumbuhkembangkan ekonomi hijau. 

“Kami mencermati bahwa sustainable finance memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap berbagai inisiatif dan kegiatan yang mempromosikan perubahan iklim, di antaranya pengurangan emisi serta sektor-sektor usaha yang mengedepankan ekonomi berkelanjutan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (6/12).

BCA telah menyalurkan kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan yang naik 25,6% yoy menjadi Rp 143,1 triliun per kuartal III-2021. Nilai ini terdiri dari sektor UMKM sebesar Rp 81,9 triliun.

Juga Non UMKM senilai Rp 61,2 triliun mencakup sumber daya alami dan penggunaan lahan berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, eco-efficient product, dan sektor hijau lainnya.

“Ke depan, prospek kredit berkelanjutan BCA di tahun 2022 cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor ekonomi hijau. Tidak ada sektor khusus yang dibidik, BCA membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor ekonomi hijau,” paparnya.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan terus berupaya mendukung implementasi pengembangan berkelanjutan yang fokus pada lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). Tercatat total kredit Bank Mandiri ke sektor berkelanjutan mencapai Rp 187,4 triliun atau sebesar 23% dari total kredit per September 2021.

Nilai itu terus naik 19,36% yoy dari posisi September 2020 sebesar Rp 157 triliun yang menyumbang 20,9% dari total kredit kala itu. 

Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) tetap dipersiapkan untuk rights issue pada 2022

“Adapun, pertumbuhan tertinggi terdapat pada pembiayaan ke sektor energi terbarukan (EBT) yang naik 108,43% secara year to date (ytd),” jelas Rudi kepada Kontan.co.id. 

Dari total sustainable portofolio tersebut, sebanyak 90% lebih debitur sudah bersertifikat ISPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil. Ini sebagai dukungan gerakan Pemerintah Indonesia dan regulator dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan keberlanjutan industri.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga menyalurkan kredit berkelanjutan senilai Rp 607,7 triliun atau 65,3% dari total kredit pada September 2021. Nilai itu meningkat 9,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 557,2 triliun atau 63,5% dari total kredit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×