Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Namun, perkiraan itu menurutnya jika kondisi wabah corona tersebut berlangsung berkepanjangan dan pasokan bahan baku dari China benar-benar terganggu.
Untuk sementara waktu, Bank Mandiri masih akan terus mencermati perkembangan ke depan. Oleh karena itu, perseroan belum akan merevisi target kredit 8%-10% dan NPL 2,1%-2,3%. Rencana bisnis bank (RBB) baru akan di-review kembali pada Juni 2020 mendatang.
Baca Juga: Tidak rilis obligasi, Buana Finance andalkan pinjaman bank di 2020
Royke optimis dampak negatif dari virus corona bisa dihadapi sejalan dengan dengan langkah cepat regulator dan pemerintah yang telah mengeluarkan stimulus. Kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) akan mendorong likuiditas bank, sedangkan kebijakan OJK akan menekan potensi kredit bermasalah.
"Saya lebih optimis karena antisipasi pemerintah dan regulator sudah lebih dulu. Kalau bank yang ditakutkan sebenarnya kredit macet dan likuiditas ketat. Tapi itu sudah dijawab duluan sama BI dan OJK," tandas Royke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News