kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank masih setengah hati turunkan suku bunga, ini kata bankir, regulator dan ekonom


Minggu, 28 Februari 2021 / 15:55 WIB
Bank masih setengah hati turunkan suku bunga, ini kata bankir, regulator dan ekonom
ILUSTRASI. Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

Seirama, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraeni menjelaskan bahwa penurunan suku bunga memang sudah dilakukan perusahaan. Namun, sama seperti BRI, pihaknya juga sepakat kalau rendahnya suku bunga bukan menjadi jaminan pertumbuhan kredit. Beberapa upaya lain yang perlu dipastikan menguat adalah tingkat kepercayaan konsumen dan peningkatan daya beli masyarakat. Jadi, peningkatan kredit merupakan efek dari kombinasi ketiga hal itu. 

Pun, bank berlogo 46 ini mengatakan sejatinya penurunan bunga juga bergantung pada faktor risiko. Artinya, tingkat bunga setiap debitur bisa saja berbeda, tergantung pada kondisi atau tingkat risiko masing-masing debitur. "BNI akan terus menganalisa perkembangan akumulasi faktor-faktor pembentuk risiko yang tentunya akan mempengaruhi suku bunga," kata Novita. 

Sebagai informasi saja, berdasarkan data SBDK BNI per Januari 2021 bunga paling rendah ada di segmen korporasi dan ritel sebesar 9,8%. Bila dibandingkan dengan periode Januari 2020 posisi itu baru turun sekitar 15 bps. Namun, dalam paparannya beberapa waktu lalu, BNI menyebut pihaknya sudah memangkas bunga kredit secara rata-rata sebanyak 15 sampai 55 bps di tahun 2020.

Berbicara soal bunga kredit, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso pekan lalu mengatakan pihaknya akan  mengupayakan suku bunga kredit perbankan untuk terus turun secara selektif dan berhati-hati agar tidak menimbulkan persoalan baru di industri perbankan. Tentunya, dalam rangka upaya mendorong pemulihan ekonomi.

Menurut OJK, pihaknya sudah sebenarnya sudah berhasil mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit produktif yang sudah terus turun sejak tahun 2016 menjadi di bawah 10%. Menurut catatan OJK, suku bunga kredit modal kerja turun mulai Mei 2016 dari 11,74% menjadi 9,27% di Januari 2021. 

Suku bunga kredit investasi posisi Mei 2016 di 11,42% turun menjadi 8,83% di Januari 2021. Sementara suku bunga kredit konsumsi sudah turun dari Mei 2016 di posisi 13,74% menjadi 10,95% di Januari 2021.

Sementara itu, dari kacamata Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede ada beberapa faktor mendasar yang memicu bank untuk menurunkan bunga. Pertama, tingkat biaya dana alias kondisi likuiditas perbankan.Kedua, overshead margin cost perbankan dan ketiga risk premium yang mengindikasikan risiko kredit perbankan. 

"Penurunan suku bunga kredit dalam 2 tahun terakhir ini dipengaruhi oleh penurunan cost of fund yang terindikasi dari tren penurunan suku bunga acuan BI serta kondisi likuiditas perbankan yang mang-enable," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/2). Walau saat ini penurunan bunga belum sesuai harapan BI, Josua memandang trennya akan cenderung berlanjut. 

Selanjutnya: Pasar saham prospektif, ETF punya potensi kinerja yang menjanjikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×