Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), ada beberapa bank melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB). Namun, ada bank yang tak mau merevisi target tersebut, salah satunya adalah PT Bank Maspion Tbk (BMAS).
Bank Maspion ini yakin, tak mau merevisi target karena yakin, pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) bisa mekar. "Kami tidak akan revisi," sebut Direktur Utama Bank Maspion, Herman Halim, di Bursa Efek Indonesia, Kamis, (11/7).
Ia menyebutkan, sampai akhir tahun Maspion ini optimistis pada pencapaian kredit sekitar Rp 3,4 triliun. Jumlah itu naik 25% dari posisi tahun sebelumnya. Herman bilang, penyaluran kredit terbesarnya masih pada perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memegang porsi 75%.
Sedangkan untuk DPK, Maspion merasa bisa mencatat pertumbuhan Rp 300-400 miliar. Saat ini, dana masyarakat yang Maspion kumpulkan telah mencapai Rp 3,3 triliun. Dari jumlah tersebut, dana mahal masih memegang porsi mayoritas yakni 60%.
Maklum, suku bunga deposito yang diberikan Maspion mencapai 7%. Herman bilang, tren penyimpanan dana nasabah terbesar adalah untuk penyimpanan jangka waktu sebulan dan 3 bulan. Suku bunga deposito yang sudah tinggi itu pun tak membuat Maspion berencana menaikkannya apabila BI rate naik lagi. "Sedang kejar-kejaran bunga dana. BI rate sudah diabaikan," sebut Herman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News