Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Mayora memastikan salah satu pemegang sahamnya, International Finance Corporation IFC tidak menjadi pemegang saham mayoritas. Menurut Direktur Bisnis Bank Mayora Jap Chin Phing, hal itu karena IFC pertama kali akan mengembangkan bisnis perusahaan sampai tiga tahun lagi sebelum nanti melakukan IPO.
Jap Chin mengatakan, sebelumnya IFC telah melakukan suntikan modal ke Bank Mayora. Pertama kali suntikan modal dilakukan pada Februari 2015. Dengan suntikan modal tersebut, IFC yang merupakan anak usaha World Bank menguasai sebesar 20% saham Bank Mayora. “Dalam waktu dekat, IFC tidak akan berencana untuk menyuntik modal namun lebih kepada pendampingan dalam pengembangan bisnis dalam bidang risk manajemen dan GCG,” ujar Jap Chin, Selasa, (1/2).
Namun, lanjut Jap Chin, tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang IFC akan melakukan tambahan modal Bank Mayora. Namun, sebelum melakukan itu, IFC masih akan melakukan review kinerja Bank Mayora dalam tiga tahun ke depan.
Menurut Jap Chin, sebagai pemegang saham mayoritas, PT. Mayora Inti Utama menginginkan untuk melakukan sinergi dengan group usaha dan meningktkan value change. “Target awal IFC di Bank Mayora sudah tercapai minggu lalu yaitu menaikkan status bank menjadi BUKU II,” ungkapnya.
Dalam jangka panjang, target IFC adalah membangun Bank Mayora sehingga bisa melakukan IPO beberapa waktu lalu. Secara umum, menurut Jap Chin, IFC ingin melakukan partnership baik secara organik maupun anorganik dengan Bank Mayora.
Selain itu, Bank Mayora menjamin tidak akan menyerahkan saham mayoritas yang saat ini dimiliki oleh PT Mayora Inti Utama kepada investor luar. Walaupun nanti dijual, Bank Mayora ingin pemegang saham mayoritas adalah dari investor dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News