Reporter: Arif Budianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan bahwa kredit sindikasi masih menjadi alternatif skema pembiayaan perseroan di dalam sektor korporasi.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengtakan, hal itu dilakukan pihaknya seiring dengan kondisi ekonomi Indonesia yang membaik pasca pandemi dan mulai beroperasinya proyek-proyek besar.
“Penyaluran kredit sindikasi di BRI pada kuartal I Tahun 2023 masih on track sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/3).
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Buyback Saham
Aestika menyebutkan bahwa hingga bulan Februari 2023 pihaknya telah menyelesaikan beberapa kredit sindikasi dengan total pembiayaan sebesar US$ 312 juta. Selain itu, lanjut dia, beberapa pembiayaan sindikasi lain masih dalam tahap finalisasi.
“Sektor pertambangan Non Batubara dan Oil & Gas adalah beberapa sektor yang telah dibiayai di awal tahun ini,” sebutnya.
Aestika menambahkan, di sektor pertambangan perseroan membiayai Smelter Copper yang merupakan bentuk dukungan BRI dalam rangka mendukung kebijakan hilirasi pertambangan.
“Ini sejalan dengan himbauan pemerintah Indonesia, sehingga rangkaian pemanfaatan nilai tambahnya dapat dinikmati oleh masyarakat,” jelasnya.
Dia bilang, prospek pembiayaan sindikasi sampai dengan akhir tahun 2023 masih terbuka lebar. Pihaknya optimistis dengan pembiayaan melalui skema sindikasi, perseroan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan dari Para Analis untuk Hari Ini (13/3)
“BRI dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dari sektor-sektor bisnis yang menjadi andalan dari realisasi investasi Indonesia di tahun 2023 yang bertumpu pada Industri yang berbasis ekonomi hijau rendah karbon serta transformasi ekonomi dari sektor primer industri, menuju Industri yang berbasis nilai tambah,” katanya.
Di samping itu, pembiayaan sindikasi yang dilakukan oleh BRI juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect berupa value chain kepada segmen lain utamanya ke small medium enterprise (SME) yang merupakan core business dari BRI.
“Pipeline Pembiayaan Sindikasi yang sedang dalam proses finalisasi maupun sedang dalam tahap negosiasi kurang lebih ada sekitar 5 pembiayaan sindikasi dengan total pembiayaan sekitar Rp 6,3 triliun dengan fokus pada sektor agribisnis, hilirisasi tambang, energi terbarukan, oil & gas dan petrochemical,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News