kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank Sahabat Sampoerna siapkan strategi untuk jaga profitabilitas di tengah pandemi


Kamis, 02 Desember 2021 / 14:31 WIB
Bank Sahabat Sampoerna siapkan strategi untuk jaga profitabilitas di tengah pandemi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang Bank Sahabat Sampoerna, Jakarta, Senin (8/11). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan mewaspadai cepatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terhadap laju permintaan kredit. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana menyatakan hal ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan.

Memang sejak pandemi melanda, pertumbuhan kredit jauh lebih rendah dari pertumbuhan DPK. Hingga Oktober 2021, kredit hanya tumbuh sebesar 3,24% yoy. Sedangkan DPK justru tumbuh lebih tinggi yakni 9,4% yoy.

Direktur keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra mengamini pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit akan mempengaruhi profitabilitas bank. 

“Namun perlu pula diperhatikan bahwa perbedaan tingkat pertumbuhan DPK dibandingkan dengan pertumbuhan kredit, juga dipengaruhi berbagai hal lain. Pada Bank Sampoerna, pertumbuhan DPK yang lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit juga terkait dengan kebutuhan likuiditas,” tuturnya kepada Kontan.co.id pada Selasa (30/1).

Baca Juga: Perkuat permodalan, BNI dan BTN siap gelar rights issue pada tahun 2022

Ia menilai dengan kondisi ketidakpastian ekonomi yang cukup tinggi saat ini, cukup lazim bagi bank meningkatkan likuiditas yang dimilikinya. Selain itu, Bank Sahabat Sampoerna cukup optimis bahwa dalam waktu dekat pertumbuhan kredit akan membaik, sehingga diperlukan likuiditas tambahan agar dapat membiayainya.

“Untuk mendorong kinerja, Bank Sampoerna akan terus melanjutkan transformasi digital yang telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir ini. Melalui transformasi digital ini, Bank Sampoerna dapat memberikan layanan yang lebih baik pada nasabah,” jelasnya. 

Ini juga memungkinkan Bank Sahabat Sampoerna untuk berkolaborasi dengan fintech, multifinance, koperasi, P2P lending company, dan banyak pihak lain. Dengan demikian, berbagai manfaat sekaligus dapat diperoleh Bank. “Bank dapat menyalurkan pinjaman dengan lebih efisien, memperoleh pendapatan berbasis komisi, juga mendorong perolehan dana murah,” pungkasnya. 

Asal tahu saja, Laba bersih Bank Sahabat Sampoerna pada Oktober 2021 mencapai Rp 51,67 miliar. Nilai itu meningkat 13,74% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 45,43 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×