Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Setelah tertunda sekian lama, akhirnya Bank Himpunan Saudara 1906 merealisasikan rencananya memiliki unit syariah. Bank milik keluarga taipan minyak Arifin Panigoro itu akan membeli dua bank perkreditan rakyat (BPR) syariah pada tahun ini. “Kami tinggal menunggu persetujuan Bank Indonesia (BI). Diharapkan, semester pertama sudah mulai beroperasi," ujar Yanto M Purbo, Direktur Utama Bank Saudara, awal pekan ini.
Dua BPR Syariah itu berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bank Saudara menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar untuk menjadi pemilik mayoritas di kedua bank tersebut. “Soal rencana pengembangan belum bisa kami ungkapkan,” katanya. Selain menyiapkan Rp 10 miliar, Bank Saudara juga menyediakan bujet Rp 15 miliar untuk ekspansi cabang.
Sebelumnya manajemen mengatakan tertarik berbisnis bank syariah, karena potensi bisnisnya besar. Pertumbuhan aset industry ini pun kecil, masih terbuka untuk dikembangkan. Dengan membentuk divisi syariah atau tumbuh secara anorganik, Bank Saudara berharap nilai asetnya bisa tumbuh lebih cepat.
Setelah resmi memiliki dua BPR Syariah, Bank Saudara siap mengakuisisi tiga BPRS lain. Direktur Bisnis Bank Saudara, Denny N Mahmuradi, pada akhir 2011 lalu mengatakan pihaknya berencana membeli hingga 5 BPRS. Lewat kendaraan ini perseroan masuk ke pembiayaan ritel dan mikro.
Bank Saudara memendam hasrat memiliki bank syariah sejak dua tahun lalu dan memulai perburuan sepanjang 2011 silam. Mereka juga menyiapkan opsi mendirikan BPR Syariah jika gagal melakukan akuisisi.
Pada pertengahan tahun 2011 mereka bernegosiasi dengan BPRS Artha Fi Sabilillah. Nilai akuisisi sudah disepakati sebesar Rp 500 juta. Namun, proses pembelian terhambat masalah internal BPRS tersebut.
Bank Saudara mengincar dana pihak ketiga sebesar Rp 5 triliun pada tahun ini, meningkat 45% dari realisasi 2011. Target penyaluran kredit, tumbuh 40% menjadi Rp 6 triliun. Sementara aset diperkirakan meningkat 53% menjadi Rp 7,5 triliun.
Selain Bank Saudara, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) juga berencana memperbesar bisnis syariah melalui pertumbuhan anorganik. Santer terdengar, bank milik TPG Nusantara ini akan membeli mayoritas saham Bank Sahabat Purba Danarta, milik pengusaha T.P Rahmat, mertua salah satu petinggi TPG.
BTPN akan mengonversi Bank Sahabat menjadi bank syariah. Namun, hingga kini, kelanjutan aksi korporasi itu tak terdengar lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News