Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dengan bank konvensional, perbankan syariah juga terus memacu pembiayaannya kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai sektor.
Seperti Bank Mega Syariah yang hingga kuartal ketiga 2023, mencatatkan pembiayaan UMKM mencapai Rp 1,44 triliun, atau tumbuh sebesar 20,42% dari tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Ferdy Kusumah, Business Banking & Joint Financing Division Bank Mega Syariah mengatakan, saat ini BMS masih fokus menyalurkan pembiayaan pada sektor yang survive terhadap dampak Covid-19. Hal ini sejalan dengan strategi bank dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.
"Penyaluran pembiayaan UMKM masih secara umum terfokus pada sektor perdagangan besar dan eceran, namun tidak terbatas pada sektor lainnya yang memiliki potensi besar," ujar Ferdy kepada kontan.co.id, Rabu (18/10).
Baca Juga: Tiket Kereta Cepat Whoosh Bisa Dibeli Lewat Livin' by Mandiri
Hingga akhir tahun 2023, Bank Mega Syariah pun menargetkan pembiayaan UMKM memiliki porsi 21% dari total pembiayaan. Untuk diketahui, hingga kuartal III-2023, posisi pembiayaan UMKM Bank Mega Syariah sudah mencapai 19,41% dari total pembiayaan.
"Kami optimistis bisa mencapai target hingga akhir tahun," tandasnya.
Setali tiga uang, Bank Syariah Indonesia juga berhasil mencatatkan porsi pembiayaan UMKM sebesar 18,82% dari total pembiayaan perseroan pada bulan Juni 2023. Untuk diketahui, hingga akhir Juni 2023, penyaluran pembiayaan BSI mencapai Rp 221,90 triliun atau tumbuh sebesar 16,00% YoY, sehingga pencapaian tersebut mampu mendorong tumbuhnya penyaluran pembiayaan UMKM sebesar Rp 41,6 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 0,56% secara YoY.
"Untuk segmen mikro, sektor yang kami bidik yakni sektor perdagangan, pertanian, peternakan, industri pengolahan & jasa. Sementara untuk segmen SME, yakni jasa Pendidikan, jasa kesehatan, linkage, perdagangan & jasa," ucap Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna.
Anton menyebut, ke depan tren pertumbuhan pada bisnis UMKM akan meningkat, dan target akan dicapai dengan baik sampai dengan akhir tahun 2023. Hal ini sejalan dengan semakin optimis dalam melihat situasi perekonomian yang relatif stabil di sepanjang tahun ini.
"Strategi dalam mencapai target pembiayaan UMKM dilakukan melalui penyaluran kepada ekosistem halal, kerja sama dengan komunitas bisnis atau asosiasi dan optimalisasi platform digital sebagai channel acquitition untuk mempermudah customer mengakses pembiayaan," katanya.
Selain itu BSI juga melakukan penguatan Literasi Keuangan Syariah melalui Kegiatan Pembinaan UMKM di 3 UMKM Center di Aceh, Yogyakarta dan Surabaya serta Program-program peningkatan minat kewirausahaan.
Sementara Direktur BCA Syariah Pranata mengaku, per kuartal III-2023 pertumbuhan pembiayaan UMKM di BCA Syariah terkoreksi sebesar 8,6% menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, namun demikian BCA Syariah tetap optimis dapat tumbuh positif di akhir tahun 2023.
Baca Juga: BCA Buka Suara Terkait Sanksi Denda Rp 100 Juta dari OJK
Pranata menjelaskan, per September 2023, pembiayaan BCA Syariah mencapai Rp 7,8 triliun. Komposisi pembiayaan terbesar di BCA Syariah terdapat pada pembiayaan komersial yaitu mencapai Rp 5,6 triliun dengan komposisi sebesar 71,63%, diikuti oleh pembiayaan UMKM yang mencapai Rp 1,5 triliun, dan pembiayaan konsumer Rp 715 miliar.
"Penyaluran pembiayaan UMKM BCA Syariah terbesar saat ini ada pada sektor pertanian dan perkebunan melalui skema pembiayaan inti plasma kepada petani sawit yang berkelanjutan," ucapnya.
Lebih lanjut Pranata memaparkan, sampai dengan September 2023, terdapat lebih dari 6.000 mitra pembiayaan yang dibidik perseroan dengan nilai mencapai Rp 856 miliar.
"Dengan likuiditas yang masih terjaga dengan baik, BCA Syariah optimis dapat mencapai pertumbuhan pembiayaan mencapai 10%-12% hingga akhir tahun 2023 di semua segmen pembiayaan termasuk penyaluran pada pembiayaan UMKM dan pembiayaan hijau," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News