kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Syariah Indonesia & BCA Syariah bidik pembiayaan proyek infrastruktur


Kamis, 25 Februari 2021 / 09:33 WIB
Bank Syariah Indonesia & BCA Syariah bidik pembiayaan proyek infrastruktur
ILUSTRASI. Suasana proyek pembangunan?jalan tol. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah akan aktif mendukung pembiayaan di sektor infrastruktur tahun ini. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sudah mulai ngebut membiayai sektor ini pasca resmi merger pada 1 Februari 2021 lalu. Sementara BCA Syariah menjadikan sektor ini sebagai salah satu fokus untuk mencapai target pembiayaan 3%-8%.

BSI berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur untuk mendorong roda ekonomi nasional. Untuk itu, bank syariah terbesar di Tanah Air ini kan ikut serta dalam beberapa proyek pembiayaan sindikasi. 

Hery Gunardi Jadi Direktur Utama BSI mengatakan, di awal tahun ini, perseroan sudah mempunyai lima pipeline 5 sindikasi baru di sektor infrastruktur dan energi. Dari sindikasi ini, dua proyek yang dibiayai merupakan fasilitas Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). 

Sampai akhir tahun 2021, Bank Syariah Indonesia menargetkan pertumbuhan sindikasi selaras dengan target pertumbuhan  wholesale banking yang ditargetkan 4%-5% secara tahunan atau year on year (yoy). "Pembiayaan sindikasi merupakan salah satu strategi Bank Syariah Indonesia dalam meningkatkan pembiayaan wholesale," kata Hery pada KONTAN, Selasa (23/2).

Baca Juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini, bank tetap optimistis capai target

Bank berkode saham BRIS ini untuk pertama kalinya memimpin pembiayaan sindikasi untuk proyek pembangunan infrastruktur yakni untuk preservasi atau pemeliharaan Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalintim) sepanjang 29,87 kilometer (km) di Provinsi Sumatera Selatan senilai Rp 644,76 miliar. 

Pembiayaan sindikasi di Jalintim ini dikucurkan BSI bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah kepada PT Jalintim Adhi Abipraya, perusahaan patungan antara PT Adhi Karya Tbk dengan Brantas Abipraya. 

Porsi Bank Syariah Indonesia dalam pembiayaan sindikasi itu sebesar Rp 248 miliar. Sedangkan porsi pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah masing-masing sebesar Rp248 miliar dan Rp148,76 miliar. Pinjaman ini  bertenor 10 tahun ini. 

Selain proyek infrastruktur, pada tahun ini, Bank Syariah Indonesia (BRIS) akan aktif menyalurkan sindikasi ke sektor energi, dimana salah satu proyek yang dibiayai adalah proyek kerjasama pemerintah dengan badan usaha.  Sampai Desember 2020, pembiayaan wholesale bank ini tercatat sebesar Rp 48,03 triliun. 

Sementara BCA Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan di sektor infrastruktur tahun ini sekitar Rp 500 miliar. Adapun outstanding pembiayaan anak usaha BCA ini sekarang masih berada di bawah Rp 500 miliar. 

John Kosasih Presiden Direktur BCA Syariah mengatakan, perseroan siap mendukung sektor infrastruktur karena permintaan pembiayaan di sektor ini diperkirakan akan meningkat, baik bandara, jalan tol, pelabuhan, serta listrik dan usaha penunjangnya.

Dalam membiayai sektor infrastruktur, BCA Syariah akan masuk melalui pembiayaan sindikasi bersama dengan bank lain. Proyek yang akan dibidik akan difokuskan pada garapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tahun ini, BCA Syariah menargetkan pembiayaan tumbuh 3%-8%. Perseroan optimis akan terjadi perbaikan kondisi ekonomi pada 2021 sejalan dengan mulai berjalannya vaksinasi Covid-19. Selain infrastruktur, sektor lain yang jadi fokus ekspansi bank ini adalah farmasi, makanan dan minuman, logistik, dan industri pengolahan. 

Pembiyaan BCA Syariah masih didominasi oleh segmen komersial. Tahun lalu, porsi segmen ini mencapai 75,6%. Kemudian segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar 22,11% dan 2,2% berasal dari konsumer. 

Selanjutnya: Pemerintah akan menebar insentif perpajakan ke sektor properti, ini bocorannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×