kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Bank BTPN akan kembangkan platform digital khusus bisnis SME


Kamis, 11 November 2021 / 15:34 WIB
Bank BTPN akan kembangkan platform digital khusus bisnis SME
ILUSTRASI. Petugas Costumer Service melayani nasabah di Bank BTPN akan kembangkan platform digital khusus bisnis SME.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) akan terus melanjutkan transformasi digital pada bisnis segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan segmen korporasi. Dua segmen ini saat ini masih beroperasi secara hybrid yakni konvensional yang dilayani dengan digital banking

Setelah sukses mengembangkan bank digital lewat Jenius untuk pasar ritel yang sudah benar-benar tanpa cabang, BTPN dalam waktu dekat akan meluncurkan aplikasi digital untuk bisnis  small medium enterprise (SME). 

Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana mengatakan, platform digital SME tersebut akan dikembangkan secara bertahap. Pengembangan tahap pertama direncanakan akan meluncur pada awal tahun 2022 dan saat ini masih dalam permohonan perizinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tahap pertama, perseroan akan mendigitalisasi proses bisnisnya atau semacam internet banking tetapi melalui aplikasi. "Tahap kedua, mengembangkan fitur-fitur baru, misalnya, fitur analitik untuk penyaluran kredit," kata Ongki saat ditemui Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (11/11). 

Baca Juga: Ini rekomendasi beberapa saham dengan fundamental solid pilihan analis

Tahap ketiga, BTPN akan mengembangkan SME App ini menjadi beyond banking untuk memberdayakan nasabah. Ongki bilang, perseroan akan membantu bagaimana pelaku UMKM itu bisa mendapatkan alat untuk mengembangkan usahanya. 

Untuk tahapan ketiga tersebut, BTPN tidak bisa sendiri, tetapi harus berkolaborasi dengan pihak lain.

Untuk pengembangan SME App tersebut, Ongki memperkirakan kebutuhan investasinya sekitar Rp 30 miliar. Dia menjelaskan, infrastruktur dan kapabilitas pengembangan aplikasi tersebut akan menkapitalisasikan apa yang sudah dimiliki perseroan pada aplikasi Jenius sehingga investasinya tidak terlalu besar.  Dana itu hanya diperlukan untuk pengembangan program dan software. 

Sementara pada bisnis korporasi, BTPN saat ini masih fokus menyelesaikan integrasi core banking system antara perseroan dan  PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) sebagai bagi dari proses merger. Tahun depan, integrasi itu ditargetkan sudah rampung.

Baca Juga: Saham-saham berfundamental solid masih terkoreksi, bisa jadi momentum untuk akumulasi

Oleh karena itu, BTPN akan mengikuti pengembangan yang dilakukan grupnya Sumitomo Mitsui untuk diterapkan di Indonesia karena kompentensi korporasi memang dimiliki induknya tersebut. 

Namun, ke depan pasca rampunya integrasi sistem tersebut, BTPN juga berencana mengembangkan platform digital untuk segmen korporasi. Bank di Tanah Air yang sudah melakukan pengembangan digital bisnis korporasi adalah Bank Mandiri lewat aplikasi Kopra. 

Dengan pengembangan platform SME tersebut, BTPN menargetkan porsi pembiayaan SME bisa menyumbang sepertiga dari total portofolio perseroan. Sementara saat ini, porsinya masih sekitar 10%. Korporasi masih mendominasi dengan porsi sekitar 50% dan ritel 40%.

Baca Juga: Bank mencari peluang penyaluran kredit pada semester II 2021

Sementara untuk Jenius, BTPN masih akan terus melakukan pengembangan fitur-fitur baru. Ongki mengatakan, perubahan di dunia digital sangat cepat sehingga bank memang harus egile terhadap perkembangan yang ada.  Untuk itu, perseroan akan banyak melakukan kolaborasi dan parnership dengan ekosistem digital.

Dia menambahkan, membangun ekosistem merupakan kunci untuk tumbuh kalau sudah masuk ke digital. Namun, dia mengakui pasti ada kendala karena memulai sesuatu yang baru.

Partnership dengan pihak eksternal memerlukan eksplorasi mendalam untuk menemukan kesamaan."Menemukan kesamaan ini memang susah, tapi itu adalah satu perjalanan," pungkasnya.

Selanjutnya: Tanpa perlu datang ke bank, berikut cara daftar akun Jenius

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×