Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus mengalami peningkatan. Segmen ini meningkat jauh lebih tinggi dari pertumbuhan total kredit perbankan secara nasional. Kendati begitu, porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan masih belum bergerak signifikan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM per November 2022 mencapai Rp 1.248,4 triliun atau tumbuh 18,2% secara year on year (YoY). Sedangkan kredit secara keseluruhan tercatat tumbuh 11,7% pada periode itu.
Adapun porsi kredit UMKM ini terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,76%. Komposisi ini tidak jauh berbeda dari posisi bulan Oktober 2022 lalu.
Baca Juga: Incar Segmen Pebisnis, BTN Optimistis Raup Tabungan Hingga Rp 8 Triliun di 2023
Pemerintah terus mendorong perbankan untuk meningkatkan porsi kredit UMKM. Pembiayaan segmen ini ditargetkan bisa mencapai Rp 1.800 triliun pada tahun 2024 atau berkontribusi 30% terhadap total kredit. Dengan begitu, dalam dua tahun ke depan, perbankan harus mengejar penambahan outstanding kredit UMKM Rp 551,6 triliun lagi.
PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI menargetkan proporsi kredit UMKM untuk terus tumbuh hingga 85% pada tahun 2024.
Pada September 2022 lalu, portofolio kredit UMKM BRI meningkat sebesar 9,83% yoy, dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan, komitmen BRI untuk terus memperbesar porsi pembiayaan kepada segmen UMKM merupakan bukti nyata BRI untuk terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
"Peran aktif BRI dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengingat 97% lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari segmen UMKM," kata Aestika kepada kontan.co.id, Senin (16/1).
Secara umum, pada tahun 2023 BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9-11% YoY.
Baca Juga: Dorong Transaksi Livin, Bank Mandiri Fokus Himpunan Tabungan dari Segmen Pebisnis
PT Bank CIMB Niaga Tbk juga akan terus melakukan ekspansi di segmen UMKM. Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, segmen ini ditargetkan akan jadi salah satu pendorong pertumbuhan kredit perseroan tahun ini yang ditargetkan mencapai 8%-9%.
Sementara itu Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, kredit UMKM saat ini komposisinya 11% terhadap total kredit yang di salurkan. Sedangkan apabila mengacu pada Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial atau RPIM sebesar 63,84% di atas ketentuan minimum yang telah ditetapkan sebesar 20% di tahun 2022.
"Kami melihat UMKM di tahun ini akan terus bertumbuh sejalan dengan ekspektasi iklim ekonomi dan usaha yang terus membaik. Kami-pun mendorong pertumbuhan kredit UMKM sebesar 12-15% di tahun ini," ujar Yuddy.
Menurutnya, kredit UMKM saat ini permintaannya cukup tinggi, apalagi modal usaha saat ini diperlukan bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk kredit bersubsidi, pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) bank bjb diberikan kuota Rp 3 triliun, ditambah dengan penyaluran UMKM melalui produk bank bjb sendiri seperti, mikro utama yang pihaknya salurkan pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
"Adapun sebagian besar penyaluran UMKM, kami salurkan pada sektor perdagangan, pertanian, peternakan, dan perikanan," imbuhnya.
Sampai dengan November 2022, PT Bank mandiri juga telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM mencapai Rp 116,8 triliun, atau tumbuh 14% secara YoY, yang disalurkan kepada kepada 1,16 juta debitur.
Baca Juga: Sejumlah Bank Bidik Himpunan Simpanan dari Segmen Pebisnis dan UKM
SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri (BMRI) Josephus K. Triprakoso menuturkan, penyaluran kredit UMKM tersebut berkontribusi sebesar 12,69% dari total kredit Bank Mandiri pada periode November 2022, atau naik 18 bps dari posisi November 2021 yang sebesar 12,51%. Untuk tahun 2023, Josephus berharap kredit UMKM dapat tumbuh di kisaran 14%-15% secara YoY.
"Kami memandang tahun 2023 sebagai tahun yang optimis untuk sektor UMKM. Pencabutan kebijakan PPKM di tahun 2023 diharapkan dapat mendorong perekonomian melalui meningkatnya mobilitas masyarakat yang akhirnya dapat memberikan pengaruh positif pada sektor UMKM," ujar Josephus.
Pihaknya juga melihat peluang terkait penyaluran kredit UMKM secara digital akan semakin besar di tahun 2023. Selaras dengan rencana pemerintah melalui UMKM Go-Digital, Bank Mandiri dan penyedia jasa keuangan lain semakin giat melakukan perbaikan proses bisnis internal untuk menggarap peluang, diantaranya melalui kerjasama sinergis dengan fintech / e-commerce agar dapat menyalurkan sekaligus memitigasi risiko penyaluran kredit UMKM secara digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News