Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya, bisnis kartu kredit merupakan salah satu yang paling terkena dampak, tercermin dari penurunan volume transaksi pada bulan Maret 2020 jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurutnya, secara umum transaksi kartu kredit turun di atas 10% pada bulan Maret 2020 lalu. "Antisipasi yang kami lakukan saat ini adalah lebih pada menjaga kualitas portofolio yang sudah ada atau eksisting," ujar Lila. Ia pun sepakat kalau penurunan di sektor travel related menjadi penyumbang terbesar penurunan volume transaksi kartu kredit.
Baca Juga: Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) merugi Rp 84,07 miliar di kuartal I, ini penyebabnya
Pun, menurutnya bisnis kartu kredit tetap punya poteni terutama untuk pembelian kebutuhan pokok, seperti belanja di mini market dan super market sekaligus belanja online di e-commerce.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap ke depan bisnis kartu kredit bisa kembali menggeliat. Direktur BCA Santoso Liem juga menyebut pihaknya telah menyesuaikan kebijakan Bank Indonesia terkait kartu kresdit.
"Kami senantiasa menyelaraskan kebijakan produk dan layanan sesuai kondisi terkini dan dinamika kebutuhan nasabah khususnya dalam perkembangan situasi pandemi Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga: Larangan mudik semakin menekan kinerja multifinance
Sebagai informasi saja, sepanjang tahun 2019 jumlah kartu kredit BCA yang beredar tercatat sebanyak 4,0 juta kartu atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,6% dibanding posisi akhir tahun lalu, dengan nilai transaksi mencapai R p78,5 triliun dan memiliki pangsa pasar sebesar 22,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News