kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.059   74,66   1,07%
  • KOMPAS100 1.056   15,52   1,49%
  • LQ45 830   12,90   1,58%
  • ISSI 213   1,03   0,49%
  • IDX30 423   7,36   1,77%
  • IDXHIDIV20 510   7,89   1,57%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,71   0,57%
  • IDXQ30 141   2,12   1,52%

Bankir: Kenaikan bunga The Fed akan jadi pertimbangan RDG BI


Kamis, 22 Maret 2018 / 09:55 WIB
Bankir: Kenaikan bunga The Fed akan jadi pertimbangan RDG BI
ILUSTRASI. Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (21/3) waktu setempat. Keputusan menaikkan suku bunga acuan ini dilakukan oleh pimpinan baru The Fed Jerome Powell.

Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) ini diproyeksi akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) dalam mengambil keputusan suku bunga acuan 7-DRR rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini.

Darmawan Junaidi, Direktur Tresuri Bank Mandiri mengatakan, RDG akan mempertimbangan hal tersebut. "BI juga akan melihat indikator ekonomi Indonesia seperti inflasi dan likuiditas rupiah," kata Darmawan kepada kontan.co.id, Kamis (22/3).

Menurut Bank Mandiri, saat ini beberapa indikator ekonomi Indonesia cukup bagus diantaranya inflasi yang rendah dan likuiditas rupiah yang cukup tersedia di pasar. Dengan beberapa faktor tersebut diperkirakan BI belum akan menaikkan bunga acuannya.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga menyebut, kenaikan suku bunga The Fed ini akan mempengaruhi keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan 7-DRR rate.

Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada bilang, suku bunga acuan BI mungkin saja naik. "Faktor seperti inflasi, neraca perdagangan, likuiditas pasar, dan kenaikan harga komoditas akan menjadi pertimbangan BI," kata Haryono, Kamis (22/3).

Menurut Haryono, inflasi masih berpotensi naik dipicu melemahnya kurs rupiah dan masih adanya impor bahan pokok. Selain itu, faktor neraca perdagangan dan keputusan Fed menaikkan bunga acuan akan menjadi pertimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×