kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.297   49,00   0,30%
  • IDX 6.745   -57,84   -0,85%
  • KOMPAS100 995   -10,08   -1,00%
  • LQ45 768   -8,35   -1,08%
  • ISSI 211   -1,24   -0,58%
  • IDX30 399   -2,97   -0,74%
  • IDXHIDIV20 481   -2,76   -0,57%
  • IDX80 112   -1,22   -1,07%
  • IDXV30 118   -0,27   -0,23%
  • IDXQ30 131   -1,04   -0,78%

Bankir: Kenaikan bunga The Fed akan jadi pertimbangan RDG BI


Kamis, 22 Maret 2018 / 09:55 WIB
Bankir: Kenaikan bunga The Fed akan jadi pertimbangan RDG BI
ILUSTRASI. Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (21/3) waktu setempat. Keputusan menaikkan suku bunga acuan ini dilakukan oleh pimpinan baru The Fed Jerome Powell.

Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) ini diproyeksi akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) dalam mengambil keputusan suku bunga acuan 7-DRR rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini.

Darmawan Junaidi, Direktur Tresuri Bank Mandiri mengatakan, RDG akan mempertimbangan hal tersebut. "BI juga akan melihat indikator ekonomi Indonesia seperti inflasi dan likuiditas rupiah," kata Darmawan kepada kontan.co.id, Kamis (22/3).

Menurut Bank Mandiri, saat ini beberapa indikator ekonomi Indonesia cukup bagus diantaranya inflasi yang rendah dan likuiditas rupiah yang cukup tersedia di pasar. Dengan beberapa faktor tersebut diperkirakan BI belum akan menaikkan bunga acuannya.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga menyebut, kenaikan suku bunga The Fed ini akan mempengaruhi keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan 7-DRR rate.

Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada bilang, suku bunga acuan BI mungkin saja naik. "Faktor seperti inflasi, neraca perdagangan, likuiditas pasar, dan kenaikan harga komoditas akan menjadi pertimbangan BI," kata Haryono, Kamis (22/3).

Menurut Haryono, inflasi masih berpotensi naik dipicu melemahnya kurs rupiah dan masih adanya impor bahan pokok. Selain itu, faktor neraca perdagangan dan keputusan Fed menaikkan bunga acuan akan menjadi pertimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×