kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir: Persaingan bunga deposito antar bank sedang sengit


Senin, 11 Mei 2020 / 18:04 WIB
Bankir: Persaingan bunga deposito antar bank sedang sengit
ILUSTRASI. Nasabah di Kantor Cabang Bank Sahabat Sampoerna, Jumat (8/8). Bankir menyebut persaingan bunga deposito antar bank makin meningkat. KONTAN/Baihaki/9/8/2014


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020, Bank Indonesia (BI) tercatat telah menurunkan suku bunga BI 7 day reverse repo rate (7DRR) 50 basis poin (bps) dari 5% menjadi 4,5%. Namun, perlambatan ekonomi yang terdampak virus corona (Covid-19) di sisi lain juga membuat likuiditas perbankan menjadi semakin seret.

Walhasil, tingkat bunga deposito special rate menurut beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, Senin (11/5) tengah mengalami kenaikan. Hal ini praktis membuat persaingan perebutan dana perbankan menjadi sengit, sekaligus berpotensi menambah beban bunga perbankan terutama pada kelompok bank kecil.

Baca Juga: Setor tunai lewat ATM BRI mudah dan praktis! Begini caranya

Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) Henky Suryaputra menjelaskan saat ini bunga deposito perseroan ada di kisaran 6%-6,5%. Namun, menurutnya ada beberapa bank di lapangan yang saat ini menawarkan bunga sebesar 7,5% bahkan hingga 10% untuk deposito untuk satu bulan. "Sejauh ini likuiditas memang tidak ada isu, tapi harus waspada karena bank-bank lain sudah menaikkan bunga (deposito)," tuturnya kepada Kontan.co.id, Minggu (10/5).

Meski begitu, pihaknya belum punya rencana untuk menaikkan bunga dan memilih untuk memonitor situasi lebih dulu. Sebab, sejauh ini menurut pemantauannya likuiditas BSS masih terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi. Tetapi, Dia tidak memungkiri kalau sekarang kondisi likuiditas di pasar sedang tidak kondusif, apa lagi untuk bank-bank yang belum menyiapkan dana sejak jauh-jauh hari. "Kita tidak mau terpancing dalam perang bunga kalau memang tidak diperlukan," sambungnya.

Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij juga menyerukan hal serupa, menurunnya memang untuk tenor 1 bulan telah terjadi peningkatan signifikan dari sisi bunga. Umumnya hal tersebut digunakan oleh bank-bank yang membutuhkan likuiditas dalam jangka pendek.

Namun, tidak mau ikut-ikutan pihaknya pun juga lebih memilih fokus mencari dana murah atau current account and saving account (CASA) ketimbang menghimpun dana mahal seperti deposito. "Tidak ada rencana kami untuk menaikkan suku bunga. Saat ini Bank Mayora mempertahankan suku bunga yang ada," pungkas Irfanto, Senin (11/5) kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Pengawasan ke tujuh bank ini disorot BPK, OJK diminta tindaklanjuti
Adapun, saat ini rata-rata counter rate perseroan ada di level 5,25% dengan maksimal bunga depo sebesar 6% untuk special rate.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi selaku kelompok BUKU III juga mengaku kesulitan menghadapi pengetatan likuiditas di pasar deposito. Menurutnya, perlu diakui bahwa saat ini telah terjadi pergeseran dana dari bank-bank kecil menengah ke kelompok BUKU IV.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×