kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bankir: Persaingan bunga deposito antar bank sedang sengit


Senin, 11 Mei 2020 / 18:04 WIB
Bankir: Persaingan bunga deposito antar bank sedang sengit
ILUSTRASI. Nasabah di Kantor Cabang Bank Sahabat Sampoerna, Jumat (8/8). Bankir menyebut persaingan bunga deposito antar bank makin meningkat. KONTAN/Baihaki/9/8/2014


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Hal ini menurutnya merupakan salah satu dampak dari terlalu ditonjolkannya kelompok BUKU IV dalam hal ketahanan menghadapi pandemi Covid-19. "Bank-bank tersebut juga memberikan suku bunga tinggi. Otomatis suku bunga deposito menjadi panas, karena likuiditas di pasar juga relatif ketat," ungkapnya.

Dia juga menyinggung, saat ini Bank Indonesia (BI) telah mengungkapkan per tanggal 4-6 Mei 2020 lalu pihak asing masih mencairkan surat berharga senilai Rp 6,2 triliun hanya dalam tiga hari. Hal ini pastinya telah membuat likuiditas di pasar keuangan semakin terbatas, maka wajar banyak bank yang berlomba menaikkan bunga deposito special rate.

Baca Juga: Wacana KSSK jadikan bank Himbara sebagai penyangga likuiditas timbulkan pertanyaan

Haryono memandag, dalam situasi ini regulator memang harus turun tangan untuk segera merelaksasi likuiditas di pasar. Adapun, untuk sementara ini bank bersandi MAYA ini terpaksa harus menyesuaikan bunga deposito dengan ekspektasi pasar untuk menghindari menyusutnya likuiditas. "Bank-bank besar sekarang memberikan bunga deposito sampai ada yang di atas 8%," terangnya.

Menanggapi adanya pergeseran dana, PT Bank Mandiri Tbk sebagai salah satu bank terbesar di Tanah Air menyebut kelompok BUKU I dan BUKU II memang agak lebih rentan dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19. Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilar menyebut hal ini dikarenakan dalam hal kompetisi bank kecil jelas sulit bila harus bersaing dengan BUKU III dan BUKU IV yang punya jaringan serta jangkauan lebih luas.

Namun, Royke menyebut pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah telah merancang rencana untuk memperkuat struktur likuiditas di pasar keuangan. Salah satunya melalui channeling dengan bank anchor atau bank jangkar lewat pendanaan dari pemerintah.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan kebijakan deposito perseroan memang agak dipasang tinggi di tengah pandemi. Namun masih dalam batas normal, lantaran perseroan juga sedang fokus meningkatkan dana murah sejak tahun lalu. "Cost of fund BTN sudah turun 60-70 bps (per Maret 2020) dari akhir tahun lalu," katanya.

Baca Juga: Dirut BMRI: Kredit BUMN dan korporasi di BMRI aman, hanya cashflow yang terganggu

Menurut Nixon, tingkat bunga deposito perbankan ke depan pun akan lebih stabil. Sejalan dengan penyesuaian penurunan bunga acuan BI. "April-Mei 2020 ini rasanya akan flat. Tapi harus perhatikan kondisi likuiditas pasar," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×