Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Beberapa bankir mewaspadai kredit macet disektor multifinance. Pasalnya, industri multifinance di tahun ini diproyeksi belum bisa tumbuh kencang.
Ini bila mengacu pembiayaan macet (NPF) multifinance terakhir masih cukup tinggi yaitu 3,45%. TakĀ heran bila perusahaan multifinance pada tahun ini gencar merestrukturisasi aset produktif yang tahun lalu banyak didera permasalahan.
Ini sebagai imbas dari lesunya penjualan kendaraan bermotor yang belum terlalu ngegas. Maklum, harga komoditas masih belum bergairah.
Apalagi pada tahun ini beberapa multifinance seperti Arjuna dan Bima Finance sempat tersandung masalah hukum karena penerapan GCG yang rendah.
Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK mengatakan bank memang secara otomatis mendapatkan info jika ada kredit bermasalah ke perusahan tertentu.
"Jika ada kredit macet disuatu lembaga pembiayaan maka bank lain juga enggan memberi kredit ke debitur yang bersangkutan," ujar Aslan kepada KONTAN, Selasa (8/8).
Beberapa bank besar juga mengaku selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor multifinance. Hanya multifinance pilihan saja yang diprioritaskan bank besar untuk penyaluran kredit.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan penyaluran kredit ke multifinance disalurkan ke perusahaan yang memiliki reputasi bagus.
"Kredit BCA ke multifinance pada akhir Juni 2017 sebesar Rp 10,9 triliun atau naik 9% secara tahunan atau year on year (yoy)," ujar Jahja kepada KONTAN, Selasa (8/8).
Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Bank Permata juga memilih multifinance besar dan yang sudah mempunyai nama yang bagus terkait dengan pemberian kredit.
"Kami perkirakan pembiayaan ke multifinance akan naik di semester 2," ujar Darwin kepada KONTAN.
Beberapa bankir lain mengaku akan menyalurkan kredit selektif ke multifinance dari group. "Sejak tahun lalu kami tidak salurkan kredit ke multifinance kecuali Bukopin Finance," ujar Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News