Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melejitnya bisnis peer to peer lending dalam negeri mendorong beberapa pemain di bisnis ini berekspansi ke kawasan Asia. Sebelumnya, pemain fintech sektor produktif Investree dan Modalku menjajal kawasan Asia Tenggara.
Yang terbaru, fintech sektor konsumtif, Pendanaan akan masuk pasar India. Sedangkan Kredit Pintar sudah menjalankan operasi di Filipina dan akan menyasar hingga tiga negara lagi.
Melihat hal ini, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengapresiasi langkah para anggotanya.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede menyatakan hal ini membuktikan bahwa P2P lending Indonesia bisa diterima di luar Indonesia.
“Ini kan peluang bagi para pemain untuk menerapkan model bisnis yang ada di Indonesia di sana. Kami bermula dari start up inovasi, bukan berarti pasar Indonesia stagnan. Tapi para CEO P2P lending berpikir untuk ekspansi di Indonesia dan juga ke luar negeri,” ujar Tumbur di Jakarta, Kamis (10/10).
Baca Juga: P2P lending Pendanaan bakal jalankan bisnis di India pada bulan depan
Tumbur menambahkan, langkah ekspansi ini juga akan menarik pemberi pinjaman (lender) global ke Indonesia. Lantaran mereka melihat beberapa fintech P2P lending Indonesia bergerak di berbagai negara.
“Terkait ada berapa banyak yang akan ekspansi, itu berada di ranah platform, direksi, dan pemegang saham. Beberapa platform hanya fokus di pasar Indonesia, ya sangat bagus. Kalau ekspansi ke luar kan juga ingin menggaet lender global,” tutur Tumbur.
Ia bilang bisa saja dorongan untuk ekspansi datang dari pemegang saham yang juga global. Mereka memiliki jaringan dan mengajak jaringannya untuk ikut masuk ke fintech tersebut.
“Bila pemain fintech ada di berbagai negara, maka lender global akan berfikir, Indonesia sebagai pioner fintech peer to peer lending,” pungkas Tumbur.
Merujuk data OJK, akumulasi realisasi pinjaman yang telah disalurkan oleh Fintech Lending per Agustus 2019 sebesar Rp 54,71 triliun. Nilai ini tumbuh 141,40% year to date (ytd) dari posisi akhir Desember 2018 sebesar Rp 22,66 triliun.
Baca Juga: TWP P2P lending naik ke level 3%, AFPI anggap sebagai ruang gerak industri
Hingga saat ini dari 127 entitas terdaftar sudah ada 13 penyelenggara yang mendapatkan izin. Adapun P2P lending yang sudah mendapatkan izin penuh adalah Danamas, Investree, Amartha, Dompet Kilat, KIMO, Toko Modal, Uang Teman, Modalku, KTA Kilat, Kredit Pintar, Maucash, Finmas, dan KlikACC.
Jumlah akumulasi rekening lender per Agustus 2019 sebanyak 530.385 entitas. Angka ini naik 155,60% secara ytd. Jumlah transaksi peminjam (borrower), sebanyak 12,83 juta entitas atau meningkat 194% ytd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News