kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bayar Kuliah Pakai Pinjol, Begini Kata Perencana Keuangan


Selasa, 30 Januari 2024 / 16:26 WIB
Bayar Kuliah Pakai Pinjol, Begini Kata Perencana Keuangan
ILUSTRASI. Pendidikan termasuk investasi, sehingga masuk kategori yang boleh dilakukan dengan cara berhutang. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sedang ramai menjadi perbincangan terkait membayar kuliah menggunakan pinjaman online atau pinjol. Perencana keuangan pun turut memberikan saran terkait hal tersebut. 

Financial Planner Aidil Akbar Madjid membeberkan sudut pandang perencana keuangan terkait pembayaran kuliah melalu pinjol. Menurutnya pendidikan termasuk investasi, sehingga masuk kategori yang boleh dilakukan dengan cara berhutang. 

“Boleh saja asalkan terdapat kemampuan untuk membayar kembali cicilannya,” ujar Aidil kepada Kontan, Senin (30/1). 

Baca Juga: Marak Aduan Terkait Penagihan Pinjol, Begini Kondisi Sejumlah Pemainnya

Menurutnya kemampuan membayar cicilan hutang ini yang menjadi kunci penting ketika berhutang apapun, termasuk dalam menggunakan pinjol. Ia menambahkan yang perlu diperhatikan juga oleh mahasiswa jika hendak mengambil pinjaman melalui pinjol untuk membayar uang kuliah di antaranya bunga pinjaman serta denda.

“Bila ada sumber dana untuk membayar boleh saja, kalau tidak ada ya jangan, nanti malah jadi kredit macet,” ungkapnya. 

Aidil menambahkan jika pembayaran cicilan tersebut dibantu bayarkan oleh orang tua murid dari mahasiswa maka sebenarnya konsep ini bisa membantu meringankan orang tua mahasiswa dalam membiayai uang kuliah. 

“Yang menjadi masalah jika mahasiswa dituntut untuk membayar sendiri sedangkan mereka tidak punya pekerjaan,” jelas Aidil. 

Baca Juga: Pinjol Bisa Salurkan Pinjaman Pendidikan

Dalam hal ini risiko jika terjadi masalah menurut Aidil akan berdampak pada kedua belah pihak, yaitu penyelenggara pinjol dan mahasiswa. Pihak penyelenggara pinjol akan terpapar dengan risiko kredit macet yang mungkin bisa saja tinggi apabila banyak dari mahasiswa yang kemudian tidak mampu membayar cicilan karena sebab apapun.

“Sementara untuk mahasiswa hal ini bisa menjadi bermasalah karena semakin banyak perusahaan (multi nasional dan local) yang sudah mengikut sertakan Slik sebagai salah satu persyaratan dalam menerima karyawan baru,” kata Aidil.  

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×