kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA bukukan RoA paling gemuk dari seluruh BUKU IV


Minggu, 03 Maret 2019 / 16:48 WIB
BCA bukukan RoA paling gemuk dari seluruh BUKU IV


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio profitabilitas kelompok BUKU IV kian menggunung. Hal ini tercermin dari return on asset (RoA) kelompok BUKU IV yang naik menjadi 3,29% pada 2018 dari tahun sebelumnya 3,15%. Posisi ini pun menjadi yang tertinggi sejak tahun 2016 silam.

Bila dirinci berdasarkan individu bank, tercatat PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan RoA paling tinggi dari lima bank terbesar di Tanah Air. Per akhir 2018 lalu, BCA membukukan RoA sebesar 4%, jumlah ini naik 10 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya sebesar 3,9%.

Kenaikan RoA ini salah satunya dikarenakan pertumbuhan laba sebelum pajak BCA yang naik 12,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 32,7 triliun. Persentase kenaikan ini lebih tinggi bila disandingkan dengan kenaikan total aset yang hanya naik 9,9% yoy menjadi Rp 824,78 triliun.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, terkait dengan rasio profitabilitas BCA memang tidak mematok target tertentu. Menurutnya, naik atau turunnya RoA di BCA tak lain dipengaruhi dari iklim ekonomi dan geliat bisnis perusahaan.

"Kita tidak ada target khusus untuk RoA, cuma yang harus dijaga profitabilitasnya saja," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3) lalu. Memang, laba bersih BCA dari tahun ke tahun memang selalu menunjukan pertumbuhan yang konsisten.

Misalnya saja, untuk tahun 2018 lalu bank swasta terbesar ini membukukan laba bersih Rp 25,85 triliun atau naik 10,9% dari tahun sebelumnya Rp 23,31 triliun. Meski memang, di tahun 2017 lalu laba BCA membukukan pertumbuhan terbilang tinggi sebesar 13,12% yoy.

Peningkatan laba bersih ini, tak lain disumbang dari kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 8,3% yoy menjadi Rp 45,33 triliun. Kenaikan pendapatan bunga tersebut disumbang dari realisasi kredit BCA yang mencapai Rp 538,1 triliun atau naik 15,1%, jauh di atas target yang dipatok sebesar 9%-10%.

Bukan cuma itu, pendapatan non bunga yang naik signifikan 17% yoy menjadi Rp 17,7 triliun. Meski begitu, tak dapat dipungkiri kalau rasio profitabilitas BCA di luar RoA sedikit mengalami penurunan akibat tekanan ekonomi. Misalnya, margin bunga bersih (NIM) yang menyusut 10 bps menjadi 6,1% secara tahunan dan return on equity (RoE) yang turun 40 bps menjadi 18,8%.

Sayangnya, ketika ditanyakan terkait potensi pertumbuhan kinerja dan laba BCA Jahja memilih untuk menutup mulut. "No comment," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×